Pedagang Menyewa Tenda Hajatan
KARANGAMPEL – Rencana relokasi Pasar Karangampel yang akan dilakukan tanggal 5 Desember 2013 dinilai terlalu tergesa-gesa. Pasalnya pembangunan di lokasi pasar yang baru masih belum sempurna. Selain belum ada pagar pengaman maupun jalan lingkar, pasar baru juga belum dilengkapi sarana dan prasarana seperti musala dan sarana pendukung lainnya. Bahkan los pedagang hingga saat ini juga belum dibangun. Sejumlah pedagang yang sempat ditemui Radar mengaku sangat kecewa dengan rencana relokasi yang terkesan terburu-buru. Apalagi atap di bagian depan pasar lama sudah buru-buru dibongkar, sehingga membuat sejumlah pedagang kepanasan di siang hari. Mereka tentunya akan lebih menderita ketika hujan. “Saya juga tidak mengerti kenapa atap di atas sudah dibongkar, padahal pedagang masih berjualan. Mestinya kalau mau membongkar nanti saja ketika pedagang sudah pindah,” ujar Rokeni, salah seorang pedagang buah kepada Radar, Jumat (22/11). Selain Rokeni, sejumlah pedagang lainnya juga mengungkapkan kekecewaannnya dengan pembongkaran atap bagian depan. Bahkan mereka ada yang terpaksa menyewa tenda hajatan untuk menghindari panas. “Kami menyewa tenda karena panas setelah atap dicopot. Selain itu juga untuk jaga-jaga takut kalau hujan,” ujar Atin, pedagang lainnya. Informasi yang diperoleh Radar, pembongkaran atap bagian depan pasar ini dilakukan malam menjelang dini hari, ketika belum ada pedagang. Sementara pagi harinya para pedagang hanya bisa pasrah menerima keadaan. Mereka pada umumnya juga takut dan tidak berani protes, karena kalau protes diancam tidak akan mendapatkan tempat di lokasi yang baru. Rencana relokasi pasar yang terburu-buru juga disesalkan oleh salah seorang tokoh masyarakat, H Khusaeni BA. Khusaini justru menilai kalau pihak pasar tidak berperikemanusiaan, dengan membongkar atap depan pasar, padahal masih banyak pedagang yang berjualan. “Saya benar-benar tidak mengerti kenapa atap sudah dibongkar, padahal pedagang masih berjualan. Ini benar-benar tindakan yang semena-mena,” ujarnya. H Khusaeni juga mencium adanya praktik jual beli kios, los maupun lapak dengan harga yang tidak wajar. Ia berharap agar hal ini bisa diselidiki kebenarannya, sehingga para pedagang tidak semakin menderita. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: