Korsel Ancam Serang Korut
SEOUL - Korea Selatan tidak segan lagi berhadapan dengan rivalnya di utara. Presiden Lee Myung Bak memperingatkan bahwa Pyongyang akan mendapatkan balasan setimpal atas provokasi apa pun yang dilakukan kelak. “Jika utara kembali memprovokasi, kami pastikan mereka akan mendapatkan balasan,” tegas Lee seperti dilansir Agence France Presse kemarin (29/11). Pernyataan nasional tersebut merupakan respons pertama dari Seoul sejak Korut meluncurkan sejumlah roketnya ke Yeonpyeong, pulau terluar Korea Selatan, sepekan lalu. Lee tidak menyinggung seruan Tiongkok untuk menempuh jalan diplomasi guna menyelesaikan krisis di Semenanjung Korea itu. Dia malah mengingatkan bahwa serangan mematikan militer Korut tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan. Sebab, serangan itu menarget warga sipil. Selatan kini menyadari bahwa utara tidak akan menghentikan program nuklir dan berbagai kebijakan yang membahayakan lainnya. Dia menambahkan, sikap toleran tidak akan berpengaruh apa pun dan hanya berbuah provokasi. Tiongkok, sekutu utama Korea Utara, menyerukan konsultasi darurat antara delegasi enam negara yang tergabung dalam program pelucutan senjata nuklir Pyongyang bulan depan. Enam negara tersebut adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Rusia, Korea Utara, dan Korea Selatan. Lee terus mendapat tekanan dari rakyat Korsel agar lebih tegas menghadapi Korea Utara. Tekanan terhadap pemerintah itu juga mengakibatkan mundurnya Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young. Sementara itu, Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan gabungan angkatan laut terbesar hari kedua. Kedua negara menunjukkan kekuatan militernya di depan mata Pyongyang. Serangan militer Korut pada 23 November disebut Pyongyang sebagai respons terhadap rencana latihan militer tersebut. Provokasi kali ini, lanjut Lee, belum pernah terjadi sebelumnya. “Serangan militer terhadap warga sipil merupakan larangan keras, bahkan dalam kondisi perang sekalipun. Serangan itu merupakan kejahatan kemanusiaan,” tandasnya. Lee kemudian mengungkapkan bahwa sebuah roket terjatuh di dekat sebuah sekolah yang sedang melakukan proses belajar- mengajar. “Saya marah atas keberingasan rezim Korut, yang bahkan tidak memedulikan nyawa anak-anak,” tegasnya. Selatan juga akan mengubah standar operasi militer agar angkatan laut dan udara bisa melakukan serangan balasan dengan cepat jika utara kembali melakukan provokasi. Pemerintah menyatakan akan memperkuat pertahanan ke Yeonpyeong dan empat pulau terdepan lainnya. Sejumlah anggota parlemen Korsel menyatakan, militer mengajukan anggaran tahun depan USD 270 juta untuk memperkuat pertahanan di Yeonpyeong. Anggaran itu termasuk untuk menempatkan 19 meriam Hoeitzer dan persenjataan lainnya. Sementara di Seoul, dilaporkan sejumlah aktivis membakar gambar sejumlah pemimpin Korea Utara dan mengecam penolakan Tiongkok untuk mengutuk serangan militer Korea Utara. Sekitar 150 demonstran dari Federasi Kemerdekaan Korea membacakan pernyataan yang mengkritik sikap Beijing atas serangan militer Korut ke Pulau Yeonpyeong. Mereka menggelar poster bertulisan “Persetan dengan rezim diktator Kim Jong-il-Kim Jong-un”. “Pemerintah Tiongkok harus menghentikan kebijakan pemerintah Korut sekarang juga,” teriak seorang aktivis yang menunjuk kepada Kim Jong-il dan putranya Jong-un. Sekitar 300\"400 demonstran lainnya melakukan aksi di distrik lain di Seoul. Mereka juga membakar dua patung bergambar Kim Jong-il dan Kim Jong-un. Mereka juga memukul hingga hancur beberapa semangka sebagai simbol kepala dua pemimpin Korut tersebut. Sementara itu, Associated Press melaporkan, militer Korea Selatan menunda latihan perang di Yeonpyeong. Penundaan tersebut diumumkan hanya beberapa jam setelah militer menyatakan latihan itu segera dimulai. Latihan perang tersebut rencananya digelar hari ini, Selasa (30/11). Latihan itu akan melibatkan personel dan persenjataan militer dalam jumlah besar. Pejabat di Staf Pimpinan Gabungan Militer AS-Korsel menyatakan, penundaan tersebut dilakukan karena unit marinir yang berada di Yeongpyeong telah mengumumkan latihan itu tanpa izin komandannya. Mereka mengungkapkan semua informasi tersebut dalam kondisi anonim. Sumber tadi menambahkan, penundaan itu tidak ada kaitannya dengan Korea Utara. Latihan akan tetap dilakukan beberapa hari ke depan. (cak/c3/dos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: