Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

PENDIDIKAN: Pelatihan desain pembelajaran biologi berbasis ESD oleh UPI bersama MGMP Biologi Kabupaten Cirebon di SMAN 1 Sumber, Sabtu (13/8).-ADE GUSTIANA-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi Kabupaten Cirebon menyelenggarakan pelatihan Implementasi Education for Sustainable Development (ESD) pada pembelajaran Biologi.

Kegiatan ini dipimpin Dr Siti Sriyati MSi. Beranggotakan Prof Dr Ari Widodo MEd, Dr Diana Rochintaniawati MEd, Dr Riandi MSi, Dr Widi Purwianingsih MSi, Dr Rini Solihat MSi, Eliyawati MPd, dan sejumlah mahasiswa program S1, S2 dan S3.

Pelatihan ESD atau pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, telah dilakukan pemberian materi mengenai ESD pada 12 Juli lalu. Tahap kedua, pembimbingan dalam menyusun rancangan pembelajaran pada 16 Juli.

Tahap ketiga, guru mengimplementasikan rancangan pembelajaran dalam skema lesson study yang telah dilakukan di SMAN 1 Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu kemarin (13/8).

BACA JUGA:Beredar Info Muka Stasiun Prujakan Pindah ke Jalan Ampera, PT KAI: Tunggu Release Resmi

Perwakilan tim pengabdian kepada masyarakat, Prof Ari Widodo mengatakan, pembangunan seringkali kurang mempertimbangkan aspek keberlanjutan terhadap alam dan generasi mendatang.

Menurut Prof Ari, pembangunan mungkin memberikan keuntungan di masa kini. Tetapi memberikan dampak negatif terhadap alam dan manusia di masa mendatang. Karena itu, diperlukan pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan yang dalam bahasa Inggris disebut Education for Sustainable Development (ESD).

“ESD berbeda dari Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang selama ini dilakukan di sekolah-sekolah. Penekanan PLH hanyalah pada aspek lingkungan, sedangkan ESD selain menekankan aspek lingkungan juga mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial.”

BACA JUGA:PSY Hadir di Cirebon

“Selain itu, fokus ESD terletak pada tindakan dan perubahan gaya hidup yang lebih berkelanjutan,” tutur Prof Ari.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru model di SMAN 1 Sumber, Sri Handayani SPd, mengajak peserta didik untuk memikirkan dan menyadari betapa banyak makanan yang terbuang. Selain itu, pembelajaran pun mengajak peserta didik mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.

Makanan yang terbuang secara ekonomi merupakan pemborosan, secara agama merupakan tindakan mubazir, secara sosial kurang peduli pada sesama, dan pada aspek lingkungan merupakan perusakan.
Melalui pembelajaran yang dilakukan, siswa diajak untuk lebih bijak dalam makan dan dalam menangani limbah makanan.

BACA JUGA:Viral, Ibu-ibu Ketahuan Curi Cokelat, Karyawan Alfamart Malah Diancam UU ITE

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: