Sembilan Calkades Perempuan Siap Bertarung
KUNINGAN- Pelan tapi pasti, jumlah partisipasi kaum hawa dalam dunia politik terus meningkat. Bukan hanya partisipasi dalam pemilu legislatif, tapi dalam pilkades yang akan digelar pada tanggal 1 Desember pun kaum hawa ikut ambil bagian. Dari data Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kuningan tercatat, ada sembilan calon perempuan yang akan maju dalam pilkades. Rencananya pilkades bakal digelar di 54 desa yang tersebar di 25 kecamatan. Total calon kades sendiri mencapai 105 orang. Saat ini sudah memasuki tahapan kampanye, sehingga sudah tinggal menunggu pemilihan. Dari jumlah tersebut, calon yang bertarung bervariasi. Ada yang tunggal dan juga ada yang memiliki lima calon setiap desanya. “Kami bersyukur, meski ada yang mengundurkan diri satu orang namun secara keseluruhan berjalan lancar. Jadi tinggal pelaksanaan pada tanggal 1 Desember secara serentak,” ucap Kabid Pemberdayaan Pemerintah Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kuningan Ahmad Faruk Ssos, Selasa (26/11). Pihaknya menyebutkan, kesembilan calon kades perempuan itu terdapat di Desa Ragawacana dan Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, Desa Cipeutir, Kecamatan Lebakwangi, Desa Bojong, Kecamatan Cilimus. Kemudian, Desa Sidangkempeng, Kecamatan Pancalang, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Desa Dukuhpicung, Kecamatan Luragung, Desa Cager dan Karanganyar, Kecamatan Darma. Dengan adanya calon perempuan, kata Faruk, menunjukan kaum perempuan ingin ambil bagian dalam pembangunan desa. Mereka tidak memikirkan kalah atau menang, namun yang paling penting bisa ikut ambil bagian dalam pesta demokrasi di tingkat pedesaan. Faruk juga memuji banyaknya calon kades yang maju. Hal tersebut membuktikan, bahwa faktor ekonomi bukan alasan untuk mereka maju. Namun, semata-mata ingin berkonstribusi membangun desa. Tidak bisa dipungkiri, minimnya penghasilan membuat banyak yang tidak berminat jadi kades. “Dengan sudah adanya calon, tentu kami berharap pelaksanaan berjalan lancar. Setiap warga yang memiliki hak suara diharapkan bisa menyalurkan hak pilihnya. Sehingga pilkades bisa menjadi contoh dalam pelaksanaan pesta demokrasi,” ucap mantan sekmat Salajambe ini. Selain itu, dengan ada kades terpilih, roda pemerintahan di desa kembali bejalan. Sebab, selama kekosongan diisi oleh Plh agar bisa melayani warga yang membutuhkan surat-surat. Ia kembali menerangkan, bahwa pilkades ini merupakan pilakades putaran II yang seharusnya digelar pada bulan Agustus. Tapi karena ada pemilihan bupati, terpaksa diundur. Sementara itu, pelaksanaan periode I berjalan lancar. Dari 126 desa yang melaksanakan pada tanggal 11-18 Mei lalu, semua sudah ada pemenangnya. Meskipun hanya calon tunggal. Dari jumlah itu tidak semua incumbent yang kembali maju memenangkan pilkades. Namun hasil putaran pertama, dari ratusan calon partisipasi perempuan masih minim. Padahal, pihak panitia memberikan kesempatan kepada kaum hawa untuk ambil bagian dalam pilkades. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: