Ban Mobil Listrik Berbeda dengan Model Konvensional, Berikut Ini Penjelasannya
Ban mobil listrik besutan Accelera. Foto: -ridho/jpnn-
Radarcirebon.com, TANGERANG - Karakter ban mobil listrik dengan model konvensional ternyata tidak sama.
Hal itu dijelaskan R&D Manager PT Elangperdana Tyre Industry, Koko Jatmiko. Menurut dia, ban untuk mobil listrik berbeda dengan yang konvensional.
Perbedaan itu dijelaskan Koko Jatmiko baru-baru ini dalam ajang GIIAS 2022, ICE BSD, Tangerang.
"Ada karakter berbeda antara kendaraan EV dan mobil biasa, antara lain traksi harus lebih bagus dan noise serta rolling resistance juga harus rendah," jelas Koko seperti dilansir JPNN.com.
BACA JUGA:Paul Pogba Dikritik Pedas, Legenda Juventus Fabio Cannavaro Minta Jangan Fokus Rambut Saja
Lebih lanjut, Koko menjelaskan bahwa ban mobil listrik harus memiliki rolling resistance yang rendah.
Di samping itu, grip atau cengkeraman tapak ban terhadap permukaan aspal juga lebih baik dari ban konvensional.
"Selanjutnya noise atau kebisingan juga harus lebih rendah karena, kan, mobil listrik itu hampir tidak ada suara. Jadi, jamgan sampai suara ban justru lebih kencang terdengar," imbuh Koko.
Faktor lain yang membuat ban mobil listrik harus diracik berbeda ialah soal bobot kendaraan.
BACA JUGA:Hasil MotoGP Austria, Minggu 21 Agustus: Pecco Podium Pertama, Juara Dunia Gagal Finis
"Bobot EV minimal 1 sampai 3 ton sehingga ini juga jadi perhitungan saat R&D," ucap dia.
Kemudian traksi pada kendaraan listrik sifatnya mendadak, lebih instan dari kendaraan konvensional.
Oleh karena itu, ban mobil listrik membutuhkan kompon karet yang berbeda daripada ban konvensional.
"Kompon karet harus kuat terhadap hentakan traksi. Rolling resistance, noise dan wet grip umumnya jadi persyaratan umum ban mobil listrik di Eropa," tutup Koko Jatmiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com