Gubernur Turun Tangan

Gubernur Turun Tangan

CIREBON – Polemik penjualan Masjid Teja Suar, ternyata menjadi perhatian Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan Lc. Karena seriusnya masalah ini, Aher -panggilan akrab Heryawan-, terpaksa turun tangan dengan menugaskan kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) wilayah III Cirebon untuk menelusuri persoalan Masjid Teja Suar. Kabid Kesejahteraan Sosial BKPP Wilayah III Cirebon, Drs Andi Mahdi kepada wartawan di ruang kerjanya mengakui, bahwa kepala BKPP ditugaskan langsung oleh gubernur untuk membuat tim penelusuran masjid Teja Suar yang kabarnya dijual kepada seseorang. Tim ini akan melakukan penelusuran dan hasilnya akan dilaporkan gubernur. Tim penelusuran Masjid Teja Suar ini, kata Andi, dipimpin langsung kepala BKPP, kemudian wakilnya dijabat Sekda Kabupaten Cirebon Drs H Dudung Mulyana MM. Sekretaris tim dijabat Rahmat Sutrisno yang juga Asisten Pemerintahan. Sedangkan anggotanya terdiri dari Kemenag Kabupaten Cirebon, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Kabag Kesra Setda Kabupaten Cirebon dan Kabid Kesos BKPP. Menurut Andi, tim ini nantinya bertugas dan akan menelusuri perkembangan masjid Teja Suar. Bahkan rencananya, hari Senin 2 Desember 2013 tim ini untuk pertama kalinya akan menggelar rapat koordinasi tentang permasalahan Masjid Teja Suar. “Sebenarnya tim sudah bekerja 10 hari dan akan tetap bekerja sampai dengan titik temu kejelasan, apakah sudah dijual atau belum. Kalau dijual ke siapa dan peruntukkannya untuk apa?” kata Andi. Pihaknya pada rapat hari Senin mendatang akan mengundang keluarga HM Saelan selaku pemilik Masjid Teja Suar, kemudian RT, RW, pengurus masjid dan pembelinya juga akan diundang. “Mudah-mudahan Senin ada kejelasan dan akan kami laporkan ke gubernur serta Kementerian Agama. Selama belum jelas, maka belum kami ekspos, kalau sudah jelas akan kami ekspos ke media,” tandasnya. Sementara, Tim Penyelamat Masjid Teja Suar bakal mendatangi keluarga mantan pemilik Teja Suar, H Maulwi Amin Saelan dalam waktu dekat ini. Mereka datang untuk berdiskusi dan mencari solusi untuk menyelamatkan Masjid Teja Suar. Hal itu menyusul datangnya informasi dari istri Saelan, Hj Cicih melalui Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon, Drs H Kosasih Natawijaya. Diceritakan Kosasih, dirinya sempat melakukan komunikasi dengan Hj Cicih, Jumat (22/11) lalu. Kala itu dirinya menghubungi Hj Cicih, namun tidak mendapatkan jawaban. Tak lama berselang, Hj Cicih justru menelepon balik. Setelah menyapa, Kosasih akhirnya menanyakan perihal kabar penjualan Masjid Teja Suar. \"Katanya, dia memohon doa, karena tengah berusaha untuk mengembalikan Masjid Teja Suar ini kepada posisi semula,\" ujarnya. Dikatakannya, dalam telepon itu, muncul juga pernyataan bahwa setelah dimiliki kembali oleh Hj Cicih, Masjid Teja Suar akan diwakafkan. \"Yang terpenting ada niat baik dari keluarga H Saelan ini,\" lanjutnya. Sementara itu, Ketua Tim Penyelamat Masjid Teja Suar, Dr Agus Alwafier By MM mengaku, mendapatkan informasi adanya niat baik dari Hj Cicih, sehingga membuat pihaknya akan segera mendatangi keluarga H Saelan. \"Dalam waktu dekat ini, kita akan ke keluarga H Saelan,\" ujarnya saat menggelar pertemuan di Masjid Teja Suar, kemarin (28/11). Dalam pertemuan itu, kata Agus, pihaknya akan mencoba membahas upaya yang akan dilakukan. Termasuk juga mengetahui sejauh mana mekanisme jual beli yang telah berlangsung. Bila masih hanya sekadar DP dan harus dilakukan pengembalian, hal itu pun akan ditempuh. \"Kalau nantinya setelah dimiliki kembali H Saelan, tetapi yang bersangkutan tetap ingin menjual atau melepasnya, pihak UMC katanya sudah siap untuk membeli dan mengamankan Teja Suar,\" ujarnya. Dirinya pun berharap, jika memang telah dikembalikan pada H Saelan, keluarga H Saelan tetap akan memiliki masjid tersebut dan mewakafkannya pada masyarakat muslim. Di samping itu, diakui Agus, dalam waktu dekat ini pula, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kota Cirebon. Menyusul datangnya surat undangan pembahasan penjualan Masjid Teja Suar dari Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon. \"Kami juga diundang Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk melakukan pembahasan penjualan masjid ini tanggal 2 Desember mendatang,\" tukasnya. Mantan pengurus DKM Masjid Teja Suar, H Syahroni mengatakan, pihak keluarga jauh dari H Saelan, dalam hal ini, pihak keponakan pun selalu meminta dirinya untuk terus mengabarkan perkembangan Masjid Teja Suar. Dijelaskannya, belum lama ini, ketiga keponakan H Saelan melakukan komunikasi dengannya dan meminta doa, agar Masjid Teja Suar bisa kembali seperti semula. \"Tanggal 15 November, keponakannya menghubungi saya. Intinya meminta doa, agar Masjid Teja Suar bisa kembali,\" jelasnya. PEMKAB SEBAR UNDANGAN CARI SOLUSI TEJA SUAR Mewakili Bupati Cirebon Drs H Dedi Supardi MSi, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon Drs H Dudung Mulyana MSi telah menyebarkan surat undangan tindak lanjut untuk mencari solusi permasalahan Teja Suar. Surat undangan itu ditujukan kepada semua pemangku agama Islam, tokoh agama Islam, ketua MUI, DPRD Kabupaten Cirebon, dan lain-lain. Surat undangan atau rapat itu akan diselenggarakan di kantor bupati Cirebon, pada hari Senin tanggal 02 Desember 2013 nanti. \"Guna mencari solusi untuk persoalan Masjid Teja Suar yang tengah ramai dibicarakan, makanya Pemerintah Kabupaten Cirebon mengharapkan kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu untuk duduk bersama guna mencarikan solusinya,\" begitu kira-kira isi surat tersebut. Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Cirebon KH Ja\'far Aqil Siradj mengaku, hingga kini belum ada solusi untuk mengatasi persoalan tersebut. \"Sampai detik ini belum ada solusinya. Dengan rapat itu, berharap akan ada solusi untuk kebaikan kita bersama. Masjid Teja Suar tidak boleh dijual, karena haram hukumnya,\" tegasnya. (abd/kmg/via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: