Ikan Dewa di Cibulan Kuningan Mati, Begini Suasana Pemakaman Masal
Ikan dewa di Objek Wisata Cibulan Kabupaten Kuningan memiliki beragam mitos termasuk disebut Prajurit Prabu Siliwangi. Karena itu, saat ikan tersebut mati oleh masyarakat dikuburkan memakai kain kafan.-Ist/tangkapan layar-radarcirebon.com
Radarcirebon.com, KUNINGAN - Ikan dewa mati mendadak di Objek Wisata Cibulan, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dan mulai dilakukan pemakaman.
Saat pemakaman ikan dewa di Objek Wisata Cibulan yang mati mendadak, masyarakat Desa Manis Kidul, Kuningan, menggunakan kain kafan dan digali layaknya menguburkan jenazah.
Pemakaman ikan dewa yang mati mendadak di Cibulan, Kabupaten Kuningan dilakukan dengan cara demikian, karena sudah menjadi kebiasaan warga setempat dan kearifan lokal.
Dari video yang didapatkan radarcirebon.com, nampak sejumlah orang yang melakukam pemakaman ikan dewa di Cibulan, Kuningan yang mati mendadak dengan memasukan satu per satu ikan tersebut ke liang kuburan.
BACA JUGA:Kenaikan Harga BBM Ditanggapi Mahasiswa Cirebon: Membebani Rakyat
BACA JUGA:Berapa Harga BBM yang akan Naik? Pertamina Sampaikan Hal Ini
Nampak terdapat cukup banyak ikan dewa atau kancra bodas yang mati, dan dikumpulkan di satu liang untuk kemudian dikuburkan.
Terlihat pula kain kafan yang digunakan sebagai alas sebelum ikan-ikan tersebut dikuburkan dan ditimbun dengan tanah.
Terkait hal ini, Kuwu Desa Manis Kidul, Sudirman menjelaskan, bahwa hal itu adalah perlakuan dari masyarakat setempat dan menjaga bentuk-bentuk kearifan lokal.
“Karena perlakuannya dari dulu memang begitu. Karena ini ikan warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah tersendiri,” kata Sudirman, kepada radarcirebon.com, Rabu, 31, Agustus 2022.
BACA JUGA:Kenaikan Harga BBM Dikabarkan 1 September 2022, Kapolresta dan Bupati Cirebon Sampaikan Hal Ini
BACA JUGA:Pertahankan Kinerja Sehat, BNI Diperkuat Direksi Baru
Dijelaskan dia, puluhan ikan yang mati tersebut dimakamkan masal dengan menggunakan kain kafan di area dekat kolam. Perlakuan demikian, memang lazim dilakukan masyarakat setempat.
“Kalau masalah ikan mati dari dulu juga ada. Tapi baru kali ini ada yang mati sampai 20 di satu waktu. Makanya ini masih dikaji,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: