Bertarung Melawan VO2Max
TANGERANG - Thailand dan Myanmar mungkin dapat disebut sebagai lawan berat bagi Indonesia di SEA Games 2013, yang akan bergulir sepekan lagi. Keduanya bisa saja menjadi pengganjal langkah Timnas U-23 untuk lolos dari babak penyisihan Grup B. Apalagi, selain menghadapi tim lawan, Indonesia juga bakal menantang kelemahannya sendiri. Salah satunya kelemahan dari sisi ketahanan stamina pemain ketika bertanding. Sebab, Garuda Muda kurang memiliki bekal kelebihan dari sisi tersebut. Mengacu dari hasil uji tes VO2Max sebelum melakoni tur ke Hongkong, awal November lalu, hasilnya masih jauh dari harapan. Rata-rata masih berada di bawah 60. Dari 20 penggawa timnas asuhan Rahmad Darmawan itu, hanya Alfin Tuasalamony dan Roni Essa Beroperay yang tertinggi. Alfin dengan angka 61,7, sedangkan Roni 60,6. Paling mendekati catatan dari kedua pemain itu adalah Rizky Pellu dengan angka 58,7 dan Andik Vermansah yang tercatat 58,2 VO2Max-nya. Sementara ke-16 pemain lainnya masih berada di bawah angka keempat pemain tersebut. Dari tim pelatih Timnas U-23 tidak bersedia membeberkan catatan VO2Max dari seluruh penggawa timnas. Alasannya, menjaga kerahasiaan kondisi kesehatan pemain. Hanya, jika melihat rerata VO2Max dari 20 pemain itu hanya 54,8, maka sudah bisa diraba berapa angka kisarannya. Dengan rerata seperti itu, maka kondisi ketahanan fisik Timnas U-23 hampir sama dengan adik-adiknya di level U-19 kala memenangi Piala AFF di Sidoarjo beberapa waktu lalu. Ketika itu, VO2Max Evan Dimas Darmono dkk juga berada di kisaran 55-60. Bedanya, kali ini lawan yang akan dihadapi nanti bukan sekelas U-19, melainkan U-23. Walaupun masih belum begitu tinggi, tes untuk mengukur VO2Max tidak lagi diberlakukan di Timnas U-23. \"Untuk saat ini sampai berangkat ke SEA Games nanti kami tidak akan melakukan tes VO2Max lagi, sudah cukup tes yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu itu,\" ujar RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, kemarin (29/11). Dengan rerata VO2Max seperti itu,muncul kekhawatiran bahwa Timnas U-23 bakal meneruskan tradisi permainan timnas-timnas sebelumnya, yaitu stamina cepat gembos sebelum pertandingan usai. Melihat ukuran VO2Max Kurnia Meiga Hermansyah dkk itu, berat bagi Indonesia jika tim lawan sampai memeragakan permainan lebih cepat. Terkait dengan endurance stamina anak asuhnya, RD menganggapnya sudah menunjukkan ke arah yang positif. Dia mengambil contoh ketika anak asuhnya menyapu bersih tiga pertandingan di turnamen mini MNC Cup lalu. Menurutnya, performa anak asuhnya sepanjang laga ketika itu sudah stabil. \"Bisa dilihat sendiri kan sepanjang tiga pertandingan itu, apa ada penurunan kualitas dari laga pertama, kedua dan ketiga? Makanya, kami berharap momentum seperti itu bisa dipertahankan anak-anak sampai dengan SEA Games nanti. Sekarang yang jadi fokus kami adalah bagaimana caranya untuk me-maintenance tren positif itu,\" tuturnya. Karena itulah, dalam beberapa sesi latihan terakhir, pelatih yang membesut Persebaya Surabaya di Indonesia Super League (ISL) 2014 itu tidak memberlakukan latihan yang menitik beratkan pada aspek peningkatan VO2Max. Latihan di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, RD fokus ke strategi. Latihan kali ini diarahkan ke pematangan strategi bermain dengan mengandalkan counter attack (serangan balik). Bukan hanya serangan balik dengan memanfaatkan kelincahan pemain sayap, RD juga memoles keberanian anak asuhnya untuk bermain umpan-umpan pendek merapat. Di akhir game session, penggawa Timnas U-23 diasah akurasi tendangan bebasnya. (ren/ko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: