Gempa 4,2 SR, Ribuan Warga Padang Eksodus

Gempa 4,2 SR, Ribuan Warga Padang Eksodus

PADANG - Kepanikan warga Kota Padang, kemarin (3/11) kembali memuncak. Puluhan ribu warga yang berada dalam radius lima sampai 15 kilomater dari pinggir pantai, langsung berlarian, menyusul gempa 4,2 skala Richter, kemarin (3/12). Yang berada di gedung, kantor, toko, dan rumah, berhamburan ke luar. Secepatnya, mereka kemudian menjauh ke arah timur, atau kawasan bypass. Semua aktivitas warga praktis berhenti, persis sesaat setelah pukul 10.11 WIB, ketika gempa menghentak-hentak. Warga yang sedang berada atau tinggal di pinggir pantai, serentak menjauh, memasuki pusat kota, sebelum mengarah ke timur. Keriuhan jual beli di Pasar Raya, berubah menjadi teriakan, dan pekikan warga yang berlarian. Toko-toko langsung tutup. Para pedagang kaki lima, bahkan ada yang meninggalkan dagangan, saat berlarian. Di sekolah-sekolah, anak-anak pun berdesakan untuk ke luar kelas. Ada yang tergencet, dan terjatuh. Para guru yang juga cemas, takut, dan panik langsung menghentikan proses belajar mengajar. Kegiatan sekolah dibubarkan. Dari catatan Padang Ekspres (Grup Radar Cirebon) di lapangan, seorang guru tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya ditabrak truk, saat menyelamatkan diri. Beberapa siswa juga pingsan, waktu berdesak-desakan menuruni tangga sekolah. Sebuah bengkel berikut sepeda motor di dalamnya, juga terbakar. Bersamaan dengan itu, semua jalan di pusat Kota Padang, lumpuh. Warga adu cepat untuk mengarah ke kawasan bypass.  Kendaraan seperti mobil, nyaris hanya bisa beringsut. Sebab, warga yang berlarian memenuhi badan jalan. “Semua orang sepertinya berusaha menuju tempat tinggi. Kalau benar tsunami terjadi, mungkin banyak mayat yang akan ditemukan di dalam mobil karena terjebak antrean seperti saat ini,” kata Muchtar, warga Lubuk Buaya saat ditemui Padang Ekspres tengah memboyong keluarganya dengan sepeda motor, di Jalan Bypass. Ia berencana menuju Aia Dingin, Lubuk Minturun, Kototangah. Warga makin panik, karena jaringan komunikasi melalui telepon seluler langsung pula ngadat. Mereka mencemaskan anak-anak, atau saudara mereka. Tapi, telepon tak bisa berfungsi. Satu-satunya, jaringan yang cukup baik, dan bisa digunakan hanya telepon kabel, atau telepon rumah. Ini ditambah lagi, melalui radio Walikota Padang Fauzi Bahar juga menganjurkan warga mencari tempat ketinggian yang aman dulu. Sehingga, imbauan pegawai Pemkot melalui corong mobil penerangan, yang menyebutkan air laut masih normal, praktis tak mempan. Kebakaran Sekitar pukul 11,45 WIB, sebuah bengkel di Kelurahan Tabing, Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo hangus terbakar. Kebakaran itu dipicu karena tumpahnya bensin, dan tersulut percikan api yang berada dalam bengkel itu. Sebuah sepeda motor juga ikut terbakar. Kerugian sekitar Rp22 juta. Beruntung tidak ada korban jiwa, kata Kabid Damkar, Dinas Pemadam Kebakaran Padang, Edi Asri. (jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: