Guru di Bogor Nekat Periksa Celana Dalam Siswi yang Mengaku Haid dan Tak Ikut Salat Duha

Guru di Bogor Nekat Periksa Celana Dalam Siswi yang Mengaku Haid dan Tak Ikut Salat Duha

Ilustrasi foto.-Pixabay-

Radarcirebon.com, BOGOR - Seorang guru di Bogor nekat periksa dengan paksa celana dalam siswi yang mengaku sedang haid dan tidak ikut salat Duha.

Aksi guru di Bogor yang periksa paksa celana dalam siswi yang tidak ikut salat duha berjemaah karena sedang haid itu kini mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menanggapi dengan tegas insiden tersebut.

Menurut Retno, aksi guru di Bogor periksa celana dalam siswi sangat tidak pantas. terkait hal ini, dia pun telah menerima pengaduan melalui aplikasi pesan WhatsApp dari dua orang tua siswa.

BACA JUGA:Manchester City Bantai Manchester United, 2 Pemain Ini Tampil Moncer

BACA JUGA:Valentino Jebret Mundur dari Komentator Liga 1 Setelah Tragedi Kanjuruhan

Disebutkan bahwa, peristiwa ini terjadi di sebuah SMA Negeri di Kabupaten Bogor. Siswi mendanpat perlakuan tak pantas dari gurunya.

Retno mengatakan bahwa, aksi guru SMA Negeri di Bogor ini etrgolong tindakan kekerasan seksual.

Retno juga menjelaskan kronologi tindakan kekerasan seksual tersebut berdasarkan laporan yang dia terima dari keluarga korban.

“Putrinya mengalami dugaan kekerasan seksual dengan cara dikumpulkan dalam satu ruangan kelas dan ada satu guru bertugas menjaga pintu kelas,” kata Retno dalam keterangan kepada JPNN, Minggu (2/10/2022).

BACA JUGA:Video Denise Chariesta Brsama Pria Diduga Regi Datau, Selingkuhan yang Lagi Diumbar?

“Kemudian para siswi diminta berdiri melingkar saling membelakangi, kemudian dua guru lainnya berkeliling dan meminta siswi satu per satu membuka rok dan menurunkan celana dalamnya untuk membuktikan bahwa siswi tersebut sedang menstruasi sehingga tidak mengikuti Salat Duha berjemaah yang merupakan program ‘Jumat Religi’,” sambungnya.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah sekolah negeri, bukan sekolah berbasis agama. Kemudian guru yang memeriksanya pun bukan guru pendidikan agama Islam.

“Guru terduga pelaku seluruhnya perempuan, para guru tersebut juga bukan guru bidang studi pendidikan agama Islam (PAI), tetapi bidang studi Kimia dan Matematika,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com