Galatasaray v Juventus, Nyonya Tak Gentar Neraka
ISTANBUL - Matchday terakhir Grup B Liga Champions dinihari nanti menjadi partai hidup mati bagi Galatasaray dan Juventus. Dua tim ini harus berebut satu tiket sisa, lantaran Real Madrid sudah memastikan lolos ke fase knockout (16 besar) sekaligus menjadi jawara grup. Siapa yang berpeluang lolos mendampingi Real? Menilik posisi dan perolehan poin di klasemen sementara, beban Juve untuk lolos memang lebih ringan ketimbang Gala. Nyonya Tua yang mengoleksi enam poin (unggul dua poin dari Gala), hanya butuh hasil seri untuk memastikan lolos ke babak 16 besar. Sementara, Gala dituntut meraih hasil maksimal. Beruntung bagi Aslan (Sang Singa), julukan Gala. Laga matchday terakhir Grup B dinihari nanti berlangsung di kandang mereka, Turk Telekom Arena. Sebanyak 53 ribu penonton sudah pasti akan memadati Telekom Arena. Ini jelas memberikan tekanan psikologis bagi Juve. Suar, asap, drum, bendera, dan poster raksasa akan menciptakan visualisasi yang membuat tim manapun gentar. Tak heran, jika suporter Gala menganggap stadionnya adalah neraka bagi tim tamu. Tapi Juve tidak gentar. Meski hanya mampu bermain imbang 2-2 di Juventus Stadium pada leg pertama (2/10), Antonio Conte dan pasukannya yakin bisa memenuhi targetnya untuk melaju. \"Di Istanbul, kami akan bermain layaknya partai final,\" ucap Giorgio Chiellini, defender Juve di akun Facebook-nya kemarin. \"Kami tidak takut karena kami Juve,\" koar bek 29 tahun itu. Chiellini sadar bahwa pendukung fanatik Gala kerap membuat situasi yang tak nyaman bagi tim tamu. Mereka sering berkumpul di luar hotel untuk mengganggu pemain pemain lawan yang akan beranjak tidur. Segala macam alat bunyi-bunyian digunakan. Mulai dari terompet hingga drum. \"Kami sadar, datang sebagai musuh,\" kata Arturo Vidal, gelandang Juve kepada Sky Sport Italia. \"Kami butuh start yang sangat bagus agar mereka tahu siapa kami. Jika bermain dengan kompetitif seperti biasanya, sulit bagi siapapun untuk mengalahkan kami,\" paparnya. Juve bukan tanpa masalah. Deep-lying midfielder Andrea Pirlo tidak akan bermain karena mengalami cedera ligamen lutut kanan. Gelandang muda asal Prancis Paul Pogba akan menggantikan peran Pirlo dalam skema 3-5-2. Pogba akan berkolaborasi bersama dua gelandang lainnya, Vidal dan Claudio Marchisio. Juve sendiri sedang dalam puncak permainan. Dalam sembilan pertandingan di semua kompetisi, Bianconeri tidak pernah kalah. Di Serie A, Juve bahkan mencatat tujuh kemenangan beruntun. Bagi Pelatih Galatasaray Roberto Mancini, absennya Pirlo bukanlah sebuah keuntungan. Sebab, Juve tetaplah tim yang sangat tangguh. Pelatih yang baru membesut Galatasaray 2 Oktober lalu itu merasakan sendiri bagaimana sulitnya melawan Juve. Sebagai pemain, rekor Mancini menghadapi Juve adalah lima menang, sembilan seri, dan lima kalah. \"Pirlo tentu saja adalah pemain yang sangat penting. Dia adalah salah satu yang berperan besar untuk mengatur tempo permainan. Namun Juve masih punya Arturo Vidal, Claudio Marchisio, dan Paul Pogba. Mereka adalah gelandang bagus,\" papar Mancini kepada Tribal Football. Galatasaray juga tidak akan tampil lengkap. Gelandang Hamit Altintop dipastikan absen karena cedera. \"Kami jelas butuh sekali dukungan dari fans. Mereka akan berada di belakang kami hingga peluit akhir berbunyi. Kami akan berusaha untuk mendapatkan tiga angka bersamaan dengan tekanan yang dibikin fans Galatasaray,\" tegas Mancini. Selain fans, momok Juve ada pada diri striker utama Galatasaray Didier Drogba. Pada musim 2008-2009, Drogba yang masih bermain untuk Chelsea mencetak dua gol untuk menyingkirkan Juve pada fase 16 besar. Saat itu, Chelsea menang dengan agregat 3-2. (nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: