Diperlakukan Seperti Teroris

Diperlakukan Seperti Teroris

LONDON - Sejak menjadi perbincangan dunia karena situs bocoran dokumen dan data rahasia yang didirikannya, pendiri WikiLeaks Julian Assange terus berpindah-pindah persembunyian dan tempat tinggal. Pelariannya di London justru menjadi bumerang. Pria Australia itu kemarin pagi (7/12) ditangkap Scotland Yard alias Kepolisian Metropolitan Inggris (Britain’s Metropolitan Police). Polisi Inggris akhirnya bertindak setelah beredar perintah penangkapan yang dikeluarkan Swedia. Assange (39) dituduh memerkosa dan menyerang secara seksual dua perempuan Swedia pada Agustus 2010. Pengadilan di Stockholm merilis surat perintah penangkapan bagi Assange pada 18 November. Mantan hacker komputer, yang terakhir muncul di depan publik pada November lalu, itu telah berkali-kali membantah tuduhan Swedia tersebut. Dia justru menuding bahwa tuduhan atas dirinya itu bermotif politik. Apalagi, WikiLeaks diburu di seluruh dunia sejak merilis ribuan memo atau kawat diplomatik AS, yang berasal dari kedubesnya di berbagai negara di seluruh dunia, pada 28 November lalu. Penerbitan ribuan dokumen rahasia itu membuat marah AS. Menurut juru bicara Britain’s Metropolitan Police, para petugas dari unit ekstradisi menangkap Assange berdasar surat perintah penangkapan yang dirilis pemerintah Swedia. “Julian Assange ditangkap setelah membuat kesepakatan di kantor polisi London pada pukul 09.30 waktu setempat (pukul 16.30 WIB),” kata juru bicara tersebut. Dia dijadwalkan tampil di pengadilan City of Westminster Magistrates pada siang atau sorenya. Mark Stephen, pengacara Assange, menyatakan bahwa kliennya sengaja menyerahkan diri kepada polisi. Karena itu, Assange membuat kesepakatan untuk datang ke kantor polisi London. Menurut Stephen, Assange sengaja menyerahkan diri karena ingin membersihkan namanya. “Ini hanya masalah waktu. Kita akan mengetahui kebenaran, keadilan, dan hukum ditegakkan,” katanya. Stephen menuturkan, dua perempuan yang mengaku sebagai korban Assange baru melaporkan kliennya itu setelah mengetahui dengan siapa mereka berhubungan. Saat ini pihaknya mempelajari adanya kerancuan tentang tuduhan melakukan seks tidak aman dan hubungan tanpa persetujuan. Meski kasus tersebut tidak ada hubungan dengan manuver WikiLeaks yang membocorkan dokumen rahasia AS, Assange dan pengacaranya meyakini bahwa tuduhan itu sengaja dimanipulasi untuk alasan politis. “Julian Assange akan berupaya keras untuk segera membersihkan nama baiknya,” ujar Stephen. Dia menambahkan, Assange juga sudah berupaya menemui aparat Swedia dengan berbagai cara. Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara detail tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Stephen menyatakan akan berjuang keras membela kliennya dan menolak upaya Swedia mengekstradisi Assange dari Inggris. Dia juga enggan menyebutkan tempat persembunyian kliennya selama ini. Jennifer Robinson, pengacara lain Assange yang berkantor di London, menyatakan bahwa kliennya selama ini hidup “tersiksa dan terisolasi”. Ancaman mati terus muncul dalam sejumlah blog yang menentang anak Assange. “Saya berharap dia menjalani persidangan yang adil di Inggris. Tetapi, jika melihat statusnya sebagai ancaman nyata bagi AS, (pengadilan yang fair) itu sepertinya mustahil,” katanya kepada stasiun televisi Australian Broadcasting Corp (ABC). “Dia dijerat otoritas Swedia atas satu dakwaan kekerasan yang melanggar hukum, dua dakwaan penganiayaan seksual, dan satu dakwaan pemerkosaan,” lanjutnya. Assange bisa saja menghadapi proses ekstradisi dalam beberapa pekan atau bulan mendatang. Polisi menyebut bahwa Assange tak mungkin bebas dengan uang jaminan karena berisiko lari dari Inggris. Juru bicara Badan Kriminal Terorganisasi Serius atau Serious Organised Crime Agency (SOCA) di London menyatakan kepada Agence-France Presse bahwa jika Assange menolak diesktradisi, akan ada sidang untuk mendengarkan argumentasinya. Jika hakim memutuskan harus diekstradisi ke Swedia, Assange akan punya waktu tujuh hari untuk banding. Lantas, kasusnya bisa dibawa ke Mahkamah Agung Inggris. Jika tidak ada banding, dia diekstradisi dalam waktu 10 hari. Menteri Pertahanan AS Robert Gates menyambut gembira penangkapan Assange. “Itu kabar bagus,” kata Gates kepada para wartawan saat mengunjungi tentara AS di Pangkalan Forward Operating Base Connolly, timur Afghanistan, kemarin. Situs WikiLeaks sudah ditutup dan dicekal di AS. Politikus di negara itu mendesak supaya Assange diperlakukan seperti teroris. Pemerintah AS maupun banyak negara di dunia menilai publikasi dokumen dan kawat diplomatik oleh WikiLeaks mengancam keamanan nasional mereka. Jaksa Agung AS Eric Holder menyatakan, pemerintahan Presiden Barack Obama mengkaji rencana menggugat WikiLeaks atas penerbitan dokumen dan kawat diplomatik tersebut. Meski mendapat tekanan dari service provider, WikiLeaks menyatakan akan jalan terus alias tidak berhenti untuk memublikasikan dokumen rahasia yang mereka dapatkan. Penangkapan Assange juga tidak memengaruhi operasi WikiLeaks. (AFP/Rtr/AP/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: