Ada 18 Pasien Gagal Ginjal Akut di Bali, 12 Meninggal Dunia, 5 Sembuh dan 1 Masih Dirawat

Ada 18 Pasien Gagal Ginjal Akut di Bali, 12 Meninggal Dunia, 5 Sembuh dan 1 Masih Dirawat

Ilustrasi Kasus gagal ginjal akut di Provinsi Bali bertambah menjadi 18 pasien-Ist/Dok. Radarcirebon.com-

Radarcirebon.com, DENPASAR – Penderita gagal ginjal akut di Indonesia terus bertambah.

Di Provinsi Bali misalnya, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak bertambah satu menjadi 18 pasien.

Menurut data terkini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pasien berusia sembilan tahun itu kini tengah dirawat.

"Penambahan kasus baru satu, (pasien) sedang dirawat, umur sembilan tahun, perempuan, di RSUP Prof Ngoerah," kata Ketua IDAI Bali dr I Gusti Ngurah Sanjaya Putra saat menyampaikan keterangan pers di Denpasar, Sabtu 29 Oktober 2022.

BACA JUGA:Longsor di Cadas Pangeran Sumedang Hari Ini, 2 Mobil Ringsek Tertimpa, Hanya Bisa Dilewati 1 Jalur

Ia menjelaskan bahwa gagal ginjal akut tidak selalu disebabkan oleh intoksikasi atau keracunan.

"Pada pasien yang saat ini sedang dirawat di RSUP Prof Ngoerah ini gangguan ginjalnya mengarah ke atipikal yang tidak khas, tapi bukan intoksikasi," jelasnya.

Ia mengemukakan bahwa dokter menyimpulkan gangguan ginjal akut pada pasien tersebut tidak disebabkan oleh intoksikasi.

BACA JUGA:Raja Playboy dari Majalengka, Menikah 87 Kali dengan Gadis dan Janda Daerah Ini

Karena pasien dalam satu bulan terakhir tidak mengonsumsi obat sirup dan sebelumnya terbiasa tidak minum obat sirup, serta hasil pemeriksaan oksalat pada urine pasien menunjukkan hasil negatif.

"Penyebab yang kita telusuri, intoksikasi mungkin saat ini bisa disingkirkan, kemudian prerenal sepsis bisa disingkirkan.”

“Yang masih positif itu kita kaitkan dengan MISC (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children), karena SARS-CoV-2 nya positif," kata dia.

Dia menambahkan, bahwa pasien tersebut sudah dua kali mendapat vaksinasi Covid-19.

BACA JUGA:Objek Wisata Cipaniis Kuningan Diancam Ditutup Pemdes, Gara-gara Ini

Ia mengatakan bahwa, pasien berusia sembilan tahun tersebut masuk ke rumah sakit dalam kondisi kejang serta mengalami gangguan kencing.

Saat masuk ke RSUP Prof Dr I G N G Ngoerah, menurut dia, anak perempuan tersebut berada dalam kondisi yang buruk dengan laju filtrasi glomerulus di bawah 15 ml/menit/1,73 meter kuadrat.

Padahal, dalam kondisi normal ginjal seseorang bekerja dengan laju filtrasi glomerulus di atas 90 ml/menit/1,73 meter kuadrat.

Kondisi pasien tersebut membaik setelah menjalani hemodialisis atau terapi cuci darah.

BACA JUGA:Arahan Kapolri Mulai Diterapkan Sejak Kamis Lalu

"Fungsi ginjal sudah membaik setelah dilakukan hemodialisis satu kali, namun karena sebelum dilakukan cuci darah fungsi ginjalnya sangat rendah.

“Ini merusak organ-organ lain yang harus kita selamatkan juga. Tetapi kemarin sudah 55 persen fungsi ginjalnya," ujarnya.

Menurut data IDAI, jumlah anak yang mengalami gangguan ginjal akut di Bali total 18 orang dengan perincian 12 orang meninggal dunia, lima orang sudah sembuh, dan satu orang masih menjalani perawatan.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata Kuliner Kuningan Jawa Barat Pilihan Keluarga, Siap Bikin Kamu Tergugah Selera!

"Yang sudah sembuh rata-rata kontrol ke poliklinik fungsi ginjal tambah baik, semoga ke depannya tidak ada pengaruhnya, tidak perlu cuci darah kalau akut," katanya.

Ia menambahkan, kondisi ginjal pasien yang mengalami gagal ginjal akut biasanya dapat kembali normal setelah menjalani terapi cuci darah. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase