PKB Tidak Rela Mahfud Jadi Cawapres

PKB Tidak Rela Mahfud Jadi Cawapres

JAKARTA - PKB memasang harga tinggi untuk Mahfud MD yang telah digadang-gadang menjadi kandidat capres pada Pilpres 2014. Wacana yang digulirkan sejumlah elite Partai Golkar tentang Mahfud sebagai salah seorang figur potensial pendamping Aburizal Bakrie (Ical) direspons negatif. Kemarin (11/12) wacana itu kembali digulirkan Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung di sela-sela seminar politik kebangsaan besutan International Conference of Islamic Schoolars (ICIS) di Jakarta. Menurut Akbar, sosok mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu pantas menjadi pendamping ketua umumnya yang sudah hampir pasti bakal diusung sebagai capres pada Pilpres 2014. “Mahfud MD salah satu yang banyak disebut di internal Golkar,” kata Akbar. Mantan ketua DPR itu menilai, Mahfud memiliki kualifikasi cukup untuk menjadi cawapres Ical. Pengalaman dan kiprah yang bersangkutan mulai di eksekutif, legislatif, dan yudikatif merupakan poin plus. “Menurut saya, dia memiliki persyaratan yang cukup menduduki posisi cawapres,” tandas mantan ketua umum Golkar itu lagi. Bahkan, lanjut Akbar, Mahfud juga merupakan salah seorang figur ideal untuk diajukan menjadi cawapres dari semua bakal capres lainnya. Selain faktor kualifikasi pribadi termasuk integritas, popularitas yang bersangkutan juga cukup baik. “Tapi, keputusannya tetap lihat nanti setelah pileg,” ucap Akbar. Sebab, hasil perolehan suara partai-partai nantilah yang termasuk akan sangat menentukan komposisi pasangan capres-cawapres. Terpisah, Wasekjen DPP PKB A Malik Haramain menegaskan, keinginan Akbar mengusung Mahfud sebagai cawapres tidak berdasar. “Itu salah ngukur,” katanya. Malik menyatakan, kelas mantan menteri pertahanan di era Presiden Gus Dur itu bukan cawapres, melainkan capres. “Sejak awal, PKB mengusung Mahfud MD sebagai capres. Akbar harus paham itu,” tandas mantan ketua umum PB PMII tersebut. Selama ini, papar dia, hampir semua lembaga survei menempatkan posisi yang bersangkutan juga sebagai capres, bukan cawapres. Dia bahkan mengklaim, dalam sejumlah survei, elektabilitas Mahfud lebih tinggi ketimbang Ical. “Jadi, sekali lagi, Akbar salah ukur,” tegasnya. (dyn/c1/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: