16 Kecamatan Rawan Bencana

16 Kecamatan Rawan Bencana

TERISI – Musibah yang menimpa warga korban angin puting beliung di Desa Plosokerep Kecamatan Terisi, langsung direspons Bupati Indramayu, Hj Anna Sophanah. Bupati datang ke lokasi kejadian untuk meninjau sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan kepada para korban, Rabu (11/12). Penyerahan bantuan berupa paket sembako, uang tunai serta perlengkapan evakuasi bencana alam dari Bagian Agama dan Kesra, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans), serta PMI cabang Indramayu tersebut dipusatkan di halaman masjid desa Plosokerep. Turut mendampingi sejumlah kepala OPD, Camat Terisi Ahmad Santoso BA, Kuwu Plosokerep Supriyadi SHI serta tokoh masyarakat setempat. Dalam kesempatan itu, bupati menyampaikan rasa duka serta keprihatinan yang mendalam atas musibah yang menimpa warga Desa Plosokerep. Meski demikian, dia meminta warga jangan terus larut dengan kesedihan. Tapi harus segera bangkit dan bersama-sama menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi. “Masih banyak yang harus dikerjakan. Proses rehabilitasi pasca bencana alam kemarin belum sepenuhnya tuntas. Mari kita bersama-sama saling membantu dan bergotong royong menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas ini, agar cepat kembali seperti semula. Dan ingat, untuk selalu waspada,” pesannya. Memasuki musim hujan seperti saat ini, sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu berpotensi dilanda bencana alam seperti puting beliung dan banjir. Data Satuan Penanggulangan Bencana Kabupaten Indramayu menunjukkan, ada 16 kecamatan yang diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana. Yaitu Kecamatan Cantigi, Losarang, Lelea, Gabuswetan, Widasari, Indramayu, Kandanghaur, Kroya, Arahan, Cikedung, Lohbener, Patrol, Terisi, Bongas, Anjatan, dan Sukra. “Kepada aparatur pemerintah, segera lakukan upaya evakuasi maupun penanganan terhadap para korban jika terjadi musibah bencana alam,” tegasnya. Sementara itu, Kuwu Desa Plosokerep, Supriyadi SHI melaporkan, bencana angin puting beliung yang terjadi pada Senin sore (9/12) sekitar pukul 15.30, telah mengakibatkan sebanyak 58 rumah warga mengalami kerusakan akibat tertiup angin kencang yang disertai hujan deras. Puluhan rumah itu menyebar di 4 RT dan 2 RW. Yaitu RT 1 dan 2 RW 1, serta RT 3 dan 4 RW 2. Kemudian sebanyak 11 pabrik bata dan satu pabrik penggilingan padi ambruk rata dengan tanah. Kerugian ditaksir mencapai Rp700 juta. Selain merusak bangunan, angin kencang yang hanya berlangsung sekitar 5 menit itu, juga melukai 4 buruh pabrik bata. Dua diantaranya yakni Yudi (38) dan Dirlam (40) adalah warga Desa Plosokerep. Pasca musibah, pihaknya bersama anggota TNI, polisi, Satpol PP, aparat desa dan masyarakat langsung melakukan upaya rehabilitasi dan antiasipasi terhadap bencana susulan. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: