Indocement: Bahan Material Bangunan Alternatif yang Ramah Lingkungan

Indocement: Bahan Material Bangunan Alternatif yang Ramah Lingkungan

Indocement berparisipasi dorong penurunan CO2 dari aktivasi pembangunan di Indonesia.--

Radarcirebon.com - Pembangunan rumah ramah lingkungan atau eco-home perlu diterapkan. Berdasarkan laporan dari United Nations Environtment Programme (UNEP) menyampaikan bahwa dunia saat ini mengalami suhu 1,1 derajat celcius lebih hangat jika dibandingan dengan kondisi sebelumnya. Hal tersebut menandakan bahwa bumi saat ini sedang mengalami krisis pemanasan global. Untuk mengurangi dampak pemanasan global, menerapkan rumah ramah lingkungan bisa menjadi salah satu cara dalam menjaga bumi.

Apa itu rumah ramah lingkungan atau eco-home? Pada dasarnya, rumah ini merujuk pada hunian yang dibangun dengan mengedepankan kelestarian lingkungan, penggunaan energi yang efisien, dan material yang tidak merusak alam sehingga mengurangi pemanasan global. Eco-home tidak hanya sekedar tampilan tapi juga mengharuskan pemiliknya untuk menerapkan digaya hidup berkelanjutan. Seperti yang  ketahui, penghasil sampah atau limbah terbanyak adalah rumah. Maka gaya hidup berkelanjutan bisa dimulai dari rumah yang ramah terhadap lingkungan.

Material menjadi hal utama dalam membuat rumah ramah lingkungan. Rumah ramah lingkungan memiliki ciri menggunakan bahan bangunan yang tidak merusak alam. Material berbahan alami yang bisa digunakan sebagai struktur bangunan rumah salah satunya ialah produk semen hijau milik indocement .

Apalagi semen merupakan kebutuhan utama dalam membangun rumah, gedung kantor, hotel, dan properti lainnya. Guna menciptakan beton yang kokoh, penggunaan semen tidak bisa dihindarkan.

BACA JUGA:16 Orang Diisolasi di RSD Gunung Jati Lantaran Covid-19 di Kota Cirebon

Namun di sisi lain, semen telah terbukti sebagai penghasil karbondioksida terbesar kedua setelah pembangkit listrik. Dampak negatif karbondioksida sendiri salah satunya adalah meningkatkan suhu bumi. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa alternatif, yaitu dengan menggunakan prodik semen hijau indocement.

Indocement pada 4 Agustus 2022 lalu telah merayakan usiannya yang ke-47. Empat puluh tujuh tahun bukanlah usia yang muda bagi sebuah perusahaan, Indocement telah melewati beragam fase di Indonesia dan terus tumbuh untuk menjadi salah satu perusahaan semen terkemuka di Indonesia. “Indocement merupakan pelopor MASTER-TECH di bidang industri semen yang menerapkan teknologi pabrikan semen terkini bahkan kita salah satu perusahaan semen pertama di Indonesia yang mulai menerapkan Industri 4.0 sehingga dapat menghasilkan produk semen bermutu tinggi, kokoh, dan ramah lingkungan,”ungkap Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya.

“Kami terus berupaya untuk terus menurunkan emisi gas rumah kaca (GKR) Scope 1. Pada 2021, emisi GKR yang dihasilkan turun menjadi 606 kg CO2/ton semen ekuivalen turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 623 kg CO2/ton semen ekuivalen. Kami juga memiliki target, pada 2025 kami akan menggunakan 25% bahan bakar alternatif,”lanjut Christian.

Selain kerjasama untuk menerima RDF dari TPST Nambo, pihaknya juga telah menjajaki bekerja sama untuk menerima RDF dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu lainnya.

BACA JUGA:Hari Kesehatan Nasional ke-58, Walikota Cirebon Menyinggung Soal Tantangan Dunia Kesehatan

Indocement terus memperkuat komitmen keberlanjutannya dengan terus berinvestasi dan mengembangkan produk-produk yang ramah lingkungan, hal ini juga sejalan dengan Indocement New Purpose yaitu Material to Build Our Future. Sejak 2021, Indocement juga terus mendorong penggunaan “semen hijau” di Indonesia, salah satunya melalui produk Semen Hidraulis yang proses produksinya menggunakan kadar klinker yang lebih rendah dibanding OPC sehingga mampu mengurangi penggunaan batu bara dan jumlah CO2 yang jauh lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pasar yang semakin peduli terhadap lingkungan.  Selama lima tahun ini, Indocement juga telah menginvestasikan lebih dari Rp1 triliun untuk investasi keberlanjutan.

Sebagai pelopor di sektor industri semen yang sudah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK), Indocement juga secara rutin melakukan evaluasi peta jalan strategi perubahan iklim untuk memastikan penurunan emisi sesuai dengan target.

Berbagai komitmen tersebut berhasil mengantarkan Indocement meraih sejumlah penghargaan hijau, antara lain, di penghujung tahun 2021 Indocement berhasil mendapatkan hattrick penghargaan PROPER Hijau dari KLHK untuk ketiga kompleks pabriknya yaitu: Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun.  Keseriusan Indocement terhadap lingkungan tercermin dari dibentuknya Komite Environmental, Social and Governance (Komite ESG) pada tahun 2021. Komite ini akan membantu Direksi dalam menjalankan komitmen terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan, tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola perusahaan serta program-program keberlanjutan yang relevan dengan Perseroan.

PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) pun memprakarsai deklarasi sinergi konstruksi berkelanjutan. Deklarasi tersebut mengambil lokasi di titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN). Deklarasi itu, akan menjadi titik awal komunikasi, dan sinergi rutin antar-pemangku kepentingan konstruksi untuk keberlanjutan di masa mendatang.

BACA JUGA:Rayakan HUT Ke-92, Al Washliyah Cirebon Gelar Khitanan Massal dan Pembagian Sembako

Dalam peringatan Hari Bangunan Indonesia (HBI) dari Titik Nol IKN, Christian Kartawijaya
menyebut berbagai peluang kerja sama dengan Indocement, di antaranya dalam suplai material ramah lingkungan. ”Kami berkomitmen memproduksi produk semen ramah lingkungan rendah emisi CO2,”tegas Christian.

Produk hijau itu, sesuai dengan target perseroan menurunkan emisi menjadi 575 kg CO2/t cement equivalent pada 2025, dan 490 kg CO2/t cement equivalent pada 203. “Produk hijau kami siap memasok kebutuhan semen untuk membangun IKN,”imbuhnya.

Dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat akan pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhanakan material bangunan. Akan tetapi pada kenyataannya sumber daya bumi semakin sedikit. Hutan semakin menipis dan hasil bumi juga sudah dapat diperkirakan keterbatasaanya.

Untuk itu, indocement melalui wadah komunikasi masyarakat yang bernama “produk kita”, memiliki pemikiran untuk menciptakan produk-produk turunan dari semen yang secara signifikan dapat membantu melestarikan sumebr daya alam sekaligus dapat memenuhi permintaan dari pembangunan. Produk kita memiliki sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah rumah “pabrikasi” modern mulai dari pondasi sampai dengan atap dengan kualitas layak huni dengan menggunakan bahan-bahan alternative yang diciptakan dari bahan  material bangunan ramah lingkungan, praktis dan ekonomis untuk masyarakat kebanyakan.
“Melalui produk kita, kami memiliki cita–cita menciptakan rumah siap pasang dan siap pakai dengan kualitas baik dan yang terpenting adalah ramah lingkungan,”ungkap Denny S Iskandar selaku Product Application Development Head PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Hore! Upah Minimum Jawa Barat Naik di Tahun 2023, Cek Perkiraan Kenaikannya

Berkaitan dengan hal ini, Indocement bekerjasama dengan pihak universitas mengembangkan berbagai macam produk turunan semen sebagai pengganti bahan material yang ada. Diharapkan dengan adanya produk–produk pengganti ini dapat memiliki fungsi sama bahkan lebih baik dari bahan material bangunan rumah yang sudah ada, selain itu juga dapat memiliki nilai jual yang baik serta terjangkau di masyarakat.
Pada edisi ini Produk Kita akan mengulas kembali produk-produk yang bisa menjadi bahan material bangunan ramah lingkungan dan memiliki potensi luar biasa di pasar seperti kusen beton, lusicon dan produk yang dapat menjadi masa depan dari bahan material bangunan alternative yaitu PaStone.

BACA JUGA:Hore! Upah Minimum Jawa Barat Naik di Tahun 2023, Cek Perkiraan Kenaikannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: