Putus Tradisi Emas Menembak

Putus Tradisi Emas Menembak

YANGON - Menembak selalu menjadi langganan penyumbang medali emas bagi Indonesia di dalam ajang SEA Games 2013. Mulai SEA Games 2009 dan 2011, emas selalu menjadi persembahan petembak Indonesia, khususnya di kategori perorangan. Tahun ini, rekor dua edisi SEA Games itu akhirnya terputus. Indonesia tanpa medali dari cabor menembak di SEA Games 2013. Pada perlombaan hari kedua cabor menembak di North Dagon Shooting Range, Yangon, kemarin (12/12), Indonesia kembali kehilangan potensi emas dari petembak putri untuk nomor 50 meter rifle prone putri, baik individu ataupun beregu. Salah satunya dari Maharani Ardi. Rani -sapaan akrabnya- gagal mempertahankan emasnya di SEA Games 2013. Petembak asli Sumsel ini hanya mampu finis di peringkat ketujuh dengan raihan poin sebanyak 586. Rani terpaut sembilan poin dari peraih emas di nomor ini, Kway Thu Thu dari Myanmar yang mengoleksi 595 poin. Sementara itu, untuk medali perak dan perunggu menjadi milik Thailand. Untuk medali perak didapatkan Chotphibunsin Thanyalak (594), dan untuk perunggunya diperoleh Plengsaengthong Ratchadaporn (591). Kegagalan di sektor individu itu juga merembet ke beregu. Bersama Chalid Erlinawati dan Saraswati Rachma, Rani juga hanya bisa finis di urutan kelima dengan total poin 1724. Praktis, kegagalan kemarin meneruskan peristiwa dua hari sebelumnya setelah Indonesia juga kehilangan peluang menambah emas di nomor rifle prone putra individu dan beregu. Di ajang SEA Games kali ini, Indonesia hanya mengikuti dua nomor itu saja. Rencananya, besok skuad Indonesia akan kembali ke Jakarta. Setelah perlombaan, seluruh ofisial Indonesia sepakat untuk tidak mencari kambing hitam dari kegagalan memenuhi target sekeping emas ini. \"Hanya, ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kami dan semuanya, untuk berikutnya kami akan mengincar pembalasannya di SEA Games 2015 Singapura nanti,\" ujar Ketua Bidang Target PB Perbakin, Siswanto. Senada dengan Siswanto, head coach timnas menembak Indonesia, Glen Clifton menyatakan bahwa untuk SEA Games kali ini memang skuadnya dipersiapkan kurang maksimal. Mulai dari sisi pendanaan, program persiapan latihan, hingga pemenuhan kebutuhan atlet untuk berlatih yang juga minim. Hanya, Glen enggan menyebut hal itu sebagai alasan kegagalan kali ini. Pihaknya lebih fokus ke perbaikan atletnya  ke depan. \"Untuk ke depannya kami akan berlatih lebih keras dan lebih terfokus lagi,\" bebernya. Rani sendiri mengaku ada yang berbeda dengan perjuangannya di Myanmar ini. Jika waktu di Palembang dua tahun silam dia cukup pede untuk bertanding, maka di Myanmar kali ini dirinya malah grogi. \"Mungkin karena kemarin-kemarin kami tidak ada try out, hanya try in try ini saja, jadi kurang maksimal,\" pungkasnya. (ren/dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: