CBS STKIP Hadirkan Sastrawan Nasional
KUNINGAN – Untuk ketiga kalinya Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Sunda (Hima Dikbastrada) STKIP Muhammadiyah menggelar Cakrawala Budaya Sunda (CBS). Skala kegiatan tersebut kali ini lebih luas, yakni mencakup wilayah Jawa Barat. Tak heran, jika kegiatan CBS kali ini menghadirkan sejumlah sastrawan nasional. “Kami hadirkan sastrawan tingkat nasional yang telah malang melintang ke manca negara. Dalam kegiatan kami ini mereka menjadi juri beberapa pasanggiri yang kami laksanakan,” terang ketua pelaksana, Andi Kusdiana kepada Radar di sela kegiatan, kemarin (16/12). Beberapa sastrawan yang dijuluki olehnya sebagai inohong Sunda itu antara lain Godi Suarna, Darpan, DR Dedi Koswara MHum, Lin, Hadi AKS dan Dadan Sutrisna. Selain menjadi juri, salah satu dari sastrawan itu bakal membacakan sajak sunda pada Malam Anugerah. “Pada malam anugerah nanti malam (tadi malam, red) Kang Godi Suarna akan maca sajak yang sudah kami nantikan sejak jauh-jauh hari,” kata Andi. CBS itu sendiri terdiri dari tiga lomba. Mulai dari Pasanggiri Maca Sajak, Biantara dan Nulis Carpon. Total peserta yang mengikutinya mencapai 150 orang dari sejumlah sekolah, kampus, masyarakat umum se-Jawa Barat. Ia menargetkan, dalam sehari semua peserta dapat tampil dengan pengaturan yang baik dari panitia. “Insya Allah dalam sehari juga bisa selesai. Nanti malam (tadi malam, red) akan dilangsungkan malam anugerah yang di dalamnya pembagian trofi juara serta hiburan. Kami akan tampilkan kesenian kontemporer, maca sajak dari Kang Godi Suarna, teater dan penampilan band Ice Cream Senwich,” paparnya. Hadir dalam pembukaan, beberapa pejabat pemda. Mulai dari Staf Ahli Bupati Ir H Jajat Sudrajat MSi, Kepala Disdikpora Drs A Taufik Rahman MSi MPd dan perwakilan dari disparbud. Hadir pula mantan pejabat, Drs H Yayan Sofyan MM yang dianggap oleh para mahasiswa sebagai inohong Sunda. Ketua STKIP Muhammadiyah Drs H Cucu Rojikin MSi membuka resmi kegiatan tersebut. Dengan menggunakan bahasa Sunda, Cucu memberikan petuah penting untuk dicamkan para peserta pasanggiri. Bahkan pada awal sambutan, ia mengeluarkan lantunan yang dikenal dengan istilah Ngarajah. Meski dihadiri pejabat, namun para aktivis Hima Dikbastrada merasa tidak puas terhadap pemda. Itu dibuktikan dengan minimnya perhatian dari gedung putih, pejabat disdikpora dan juga disparbud selaku instansi terkait. Padahal apa yang dilakukan mereka, demi kepentingan bersama khususnya pelestarian bahasa dan budaya Sunda. “Ini merupakan kegiatan skala provinsi, bahkan sampai menghadirkan sastrawan terkemuka. Siapa lagi yang mau peduli terhadap kelestarian budaya sunda kalau bukan kita sendiri sebagai orang Sunda. Tapi sangat ironis, perhatian yang diberikan pemda sangat minim. Terus terang kami sangat kecewa,” ketus Ketua Hima Dikbastrada, Dede Husen Setiana. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: