MUI Menggelar Pelatihan Kader Mubalighah

MUI Menggelar Pelatihan Kader Mubalighah

APRESIASI. Ketua Komisi PPRK MUI Kota Cirebon, Prof DR Eti Nurhayati MSI didampingi panitia Tuti Alawiyah MPdI menyerahkan sertifikat kepada pemateri di acara pelatihan kader Mubalighah yang digelar MUI Kota Cirebon, Aula Madya Islamic Center Cirebon.-Abdullah-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Dalam rangka meningkatkan kualitas mubalighah di Kota Cirebon, Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga (PPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cirebon,  menyelenggarakan Pelatihan Kader Mubalighah. Bertempat  di ruang madya Islamic Center.

Hadir langsung  Ketua Umum MUI Kota Cirebon KH Habib Hasanain, Lc, ketua bagian Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga  (PPRK) yakni Ketua Harian Prof Dr Hj Eti Nurhayati, MSi. 

Pelatihan ini membahas tentang  Komunikasi Efekektif dalam Dakwah,  dengan menghadirkan narasumber KH Anisul Fuad, M Si dan moderator Tuti Alawiyah, SSosI, MPdI. Anisul Fuad dalam pemaparannya menjelaskan,
Berbicara muballighah atau daiyah adalah sosok yang menyampaikan dakwah didepan khalayak, dan itu tidak mudah.

maka dari itu, kata Anisul Fuad perlu belajar memahami bagaimana cara mengajak khalayak agar materi dakwahnya bisa mudah dipahami dan bisa diimplementasikan hasil ajakan dari muballigah. Untuk  itu, pentingnya Mubalighah memahami pentingnya mempelajari komunikasi secara efektif dalam berdakwah.

BACA JUGA:Hati-hati Berkendara di Tol Cisumdawu, Pemandangan Alam Bikin Terpesona

Di lapangan, Kata Anisul Fuad, pola Komunikasi terdiri dari dua, yakni komunikasi secara verbal dan non verbal. komunikasi verbal,  dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan, sementara komunikasi non verbal menggunakan bahasa tubuh, seperti gerakan tangan, raut wajah, geleng kepala dan lain sebagainya. "dari kedua komunikasi tersebut yang paling ditingkatkan bagi kader muballighah adalah komunikasi verbal bagaimana untuk bisa menumbuhkan percaya diri,  apa yang disampaikan pesan bisa jelas mudah dipahami," tandasnya.

Anis menambahkan, yang paling sering dialami bagi pemula harus bisa menghindari sindrom (demam panggung) agar bisa digunakan secara efektif dengan melihat keadaan situasi dan kondisi khalayak, sehingga bisa berhasil dalam berdakwah.

Terpisah ketua panitia acara, Hj Islahiyah menambahkan, kegiatan pelatihan Mubalighah ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan dai dalam berkomunikasi, mau tidak tidak Mubalighah akan berkomunikasi dengan audiens, dan untuk bisa berkomunikasi mesti memiliki  kepercayaan dari penerima pesan, daya tarik pesan komunikasi, kemampuan dalam menafsirkan pesan, seting komunikasi yang kondusif, dan sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media yang sesuai.

Hal ini, kata Islahiyah,  sangat berpengaruh bagi muballighah dalam berkomunikasi, terlebih meskipun dianggap sepele akan tetapi terdapat ketertarikan bagi khalayak ketika seorang muballighah berpenampilan sopan dan elegan.

BACA JUGA:CNG Adalah Bahan Bakar Gas Pengganti BBM untuk Kendaraan, Kapan Mulai Diberlakukan?

Kemudian pandangan mata secara merata terhadap khalayak tidak tertuju satu khalayak yang paling cantik misalnya, mudah senyum, tutur kata yang bagus dan berfikir, bertindak dan selalu terlihat senang dalam kondisi apapun.

"salah satu penghambat komunikasi dalam berdakwah, ketika muballighah tidak bisa mengatur atau menenangkan emosi,  dan hilang kepercayaan dan kredibilitas sabagai muballighah," tandasnya.
Pihaknya berpesan kepada  para kader muballighah harus mengusai pengetahuan, agar bisa menjadi muballighah yang bisa diterima dan bermanfaat oleh khalayak atau ummatnya

BACA JUGA:Perbandingan Cirebon Bandung Lewat Tol Cisumdawu dan Cipularang, Lebih Cepat dan Murah Mana?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: