Hidup di Pulau yang Sama, Kenapa Jawa dan Sunda Beda Bahasa? (Bagian-1)

Hidup di Pulau yang Sama, Kenapa Jawa dan Sunda Beda Bahasa? (Bagian-1)

Masyarakat Jawa dan Sunda tinggal di Pulau Jawa yang sama, tetapi memiliki bahasa yang beda meski ada juga kosa kata yang mirip.-Ist-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Masyarakat Jawa dan Sunda hidup di pulau yang sama, tetapi memiliki dua bahasa berbeda meski tetap ada kesamaan kosakata.

Tidak hanya hidup di pulau yang sama, masyarakat Jawa dan Sunda sejatinya berasal dari keturunan bahkan bahasa yang sama dan pada waktu itu memang belum ada garis batas administratif.

Lalu, kenapa ada perbedaan kentara antara Bahasa Sunda dan Jawa meski masyarakatnya hidup di Pulau Jawa dan berasal dari keturunan yang sama yakni Raden Sanjaya?

Dalam tinjauan sejarah, orang Jawa dan Sunda pada awalnya menggunakan bahasa Mayalic Hesion. Persentase persamaan Bahasa Jawa dengan Malayix Hesion bahkan mencapai 36,7 persen berdasarkan sumber Dyan, 1965.

BACA JUGA:16 Pemain yang Tidak Dipanggil Shin Tae Yong di Piala AFF 2022, Alumni Timnas

Bahasa yang digunakan masyarakat Jawa dan Sunda mulai terpisah karena ada satu sub rumpun dari Bahasa Austronesia kira-kira sekitar 2.246 tahun yang lalu atau 224 Sebelum Masehi (SM).

Hal tersebut sesuai dengan hitungan dari Ilmuwan Glinka, Josef, 2001. "Asal Mula Orang Jawa: Suatu Tinjauan Antropologis, Masyarakat Kebudayaan dan Politik."

Adapun Bahasa Jawa dan Sunda sebenarnya digolongkan pada satu jenis bahasa. Bahkan persentase persamaan kedua bahasa tersebut mencapai 38 persen.

Peradaban Jawa dan Sunda tersebut mulai berpisah kurang lebih sekitar 2.168 tahun yang lalu atau 146 sebelum masehi. Perpisahan kedua peradaban tersebut berimbas pada perbedaan bahasa antara keduanya.

BACA JUGA:Update Pemekaran Wilayah Timur Cirebon atau WTC, Disebut Banyak Kemajuan

Ini adalah kejadian sebelum peradaban Jawa mengenal Sansakerta dan sistem kerajaan. Pada periode berikutnya, migrasi masyarakat juga memberikan perdaban baru di sekitar Pulau Jawa.

Terutama budaya, tulisan, bahasa, agama hingga sistem pemerintahan yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat.

Di masa awal Masehi, masyarakat di Nusantara memakai sistem monarki atau kerajaan. Dari situlah kemudian jurang perbedaan bahasa kian melebar.

Menariknya, peradaban dan sistem kerajaan di Pulau Jawa sebenarnya tidak bermula dari wilayah Jawa Tengan dan Jawa Timur. Peradaban kerajaan tersebut, bermula dari Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: