Kerugian Banjir Ditaksir Ratusan Juta Rupiah

Kerugian Banjir Ditaksir Ratusan Juta Rupiah

MAJALENGKA – Kerugian akibat musibah banjir yang menimpa tiga desa di Kecamatan Ligung ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Ligung Lor Daryi Susanto, Kamis (26/12) saat melakukan ulang pendataan kerugian pasca musibah Selasa (24/12) malam kemarin. Disebutkan Daryi, klasifikasi jumlah kerugian tersebut di antaranya dari 120 hektare sawah masing-masing hektarenya mengalami kerugian sebesar Rp5 juta. Berdasarkan data susulan beberapa perajin batu bata juga terkena dampak karena hasil produksinya terseret banjir. Selain itu toko material di daerahnya juga merugi akibat 30 sak semen terkena air masing-masing seharga Rp63 ribu per saknya. “Perajin batu bata harus kehilangan 5.000 produksinya akibat hancur dengan harga per bata di taksir seharga Rp350 rupiah. Adapun beberapa petani merugi akibat tanamannya (benih, red) yang baru ditanam terseret banjir juga,” ungkapnya. Daryi mengaku sampai saat ini pemerintah daerah (Pemda) Majalengka belum turun tangan pasca musibah banjir di desanya tersebut. Menurutnya, pihaknya sudah memberikan informasi secara lisan ke seluruh instansi terkait di antaranya dinsosnakertrans, Tagana, BPBD hingga Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi. Meski dinilai belum ada upaya awal dari pemda, pihaknya menyatakan kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu musibah banjir susulan. “Kami (pemdes) terus melakukan pengontrolan ke sejumlah sungai-sungai yang kondisinya rawan meluap. Jika ada beberapa sampah maupun benda-benda yang tersangkut, kami bersihkan,” katanya. Sementara, ketua budidaya perikanan, Udin mengaku merugi Rp54 juta akibat 3 ton ikan yang berada di kolam milik kelompoknya. Hal itu dihitung dari harga per kilogram ikan lele ditaksir Rp18 ribu. Ditanya apakah akan membeli bibit ikan, pihaknya menyatakan belum siap mengingat kondisi cuaca masih musim penghujan. “Kami tidak mau gegabah dulu, karena musim hujan masih terus terjadi. Takut ada banjir susulan sih. Mungkin nanti ada kalau masuk musim kemarau aja, biar aman,” kata Udin ditambahkan Cecep pemilik toko bangunan tersebut. Sementara itu, Kepala SMA Negeri I Ligung Eman Sudirman SPd MPd mengaku terdapat 16 ruangan kelas terendam banjir beberapa waktu lalu. Dari 16 ruangan tersebut salah satu di antaranya laboratorium komputer. Kondisi lumpur bekas banjir tersebut dikhawatirkan merusak beberapa instalasi kabel yang berada di ruangan tersebut. “Rencananya, besok (Sabtu, red) kami akan cek seluruh komputer yang ada di lab itu. Sekarang khawatir mau ngecek kabelnya masih basah dan semrawut,” tandasnya.(ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: