2 Man City v Liverpool 1, Terbentur Karakter City
MANCHESTER - Memori tak menyenangkan di musim 2008-2009 kian menghantui kubu Liverpool. Kukuh di puncak klasemen Premier League jelang Natal, The Reds (julukan Liverpool) gagal menjadi juara di akhir musim. Laga Boxing Day kemarin (27/12) dinihari WIB, menunjukkan betapa kerasnya jalan yang harus dilalui Liverpool untuk mengakhiri paceklik juara Premier league. Posisi puncak yang dihuni The Reds tak sampai berusia sepekan. Setelah menggusur Arsenal usai kemenangan 3-1 atas Cardiff City, Sabtu (21/12), posisi mereka langsung melorot di laga berikutnya. Itu setelah Luis Suarez dkk menyerah 1-2 pada tuan rumah Manchester City. Karakter permainan City mendapat ujian hebat dari Liverpool. The Reds sudah membuat tuan rumah ketinggalan pada menit ke-24 melalui gol Philippe Coutinho. Inilah kali pertama The Citizens (sebutan City) kebobolan lebih dulu di kandang sendiri pada Premier League musim ini. Tapi, City menunjukkan karakter sebagai kandidat kuat juara. Hanya berselang tujuh menit setelah kebobolan, City bisa menyamakan skor lewat sang kapten, Vincent Kompany. City kemudian bisa membalikkan keadaan, beberapa saat menjelang turun minum. Tembakan Alvaro Negredo tak mampu dihentikan secara sempurna oleh kiper Liverpool, Simon Mignolet. \"Ini adalah kemenangan yang sangat penting karena Liverpool tim terbaik di Premier League dan ada di puncak sebelum pertandingan. Mereka akan unggul empat poin di atas kami kalau menang,\" tutur Manajer City Manuel Pellegrini pada Sky Sports. Menurut Pellegrini, penting bagi timnya menunjukkan kekuatan mampu keluar dari tekanan. Apalagi, itu mereka tunjukkan saat menghadapi sesama tim yang punya kans besar bertarung dalam perebutan gelar. \"Penting bahwa kami menunjukkan karakter untuk bangkit dari ketertinggalan dan memenangi laga. Tidak mudah ketika Anda menghadapi tim yang menyulitkan, khususnya dalam serangan balik, dan Anda sedang tertinggal 0-1,\" bebernya. Secara tersirat Pellegrini menyebut, kunci kemenangan timnya tak lepas dari mencegah Suarez menunjukkan kualitasnya. Meski tak mencetak gol, Suarez menjadi ancaman terbesar untuk City pada pertandingan melawan Liverpool di Etihad Stadium. Pergerakan Suarez punya peran besar dalam terciptanya gol Liverpool. Tapi, setelah gol tersebut, lini belakang City yang diisi oleh kuartet Pablo Zabaleta, Kompany, Joleon Lescott, dan Aleksandar Kolarov bekerja lebih baik. Keempatnya tak membiarkan Suarez banyak bergerak. Sepanjang pertandingan, Suarez melepaskan lima tembakan dan dua di antaranya mengarah ke gawang. Inilah kali pertama dalam lima laga terakhirnya Suarez gagal mencetak gol. Padahal, pada empat partai sebelumnya, top scorer sementara Premier League itu mencetak sepuluh gol untuk Liverpool. Berdasar statistik, sebagai tim tamu, Liverpool tampil lebih efektif. Walau kalah dalam jumlah peluang (City 20 - Liverpool 12), The Reds melesakkan lima tendangan on target sementara The Citizens hanya enam yang tepat sasaran. Sayangnya, menurut Manajer Brendan Rodgers, kelengahan lini belakang di akhir babak pertama harus mereka bayar mahal. \"Antusiasme dan sikap kami adalah untuk mencetak gol, tapi ketika Anda punya tiga atau empat menit tersisa menuju turun minum, penting untuk mengendalikan pertandingan dan kami tidak melakukannya dengan cukup baik pada periode tersebut,\" ungkap Rodgers. (ady)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: