Tak Terima Suaminya Ditangkap

Tak Terima Suaminya Ditangkap

SURABAYA - Raut muka Ifa alias Ifah kemarin (15/12) terlihat layu. Perempuan 36 itu adalah istri Sukirno, pria yang ditangkap Densus 88 di Dusun Besuk, Desa Curah Malang, Kecamatan Curah Malang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur Sabtu (11/12) lalu. Ifa mengaku berat menerima suaminya dikaitkan dengan jaringan teroris. Ifa kemarin datang ke Surabaya untuk menjelaskan kronologi penangkapan dan keseharaian Sukirno. Sekitar pukul 16.30, dia tiba di Masjid Al Falah Jalan Raya Darmo Surabaya bersama beberapa kerabatnya dari Jombang. Perempuan yang lahir di Bulak Sari Surabaya itu menjelaskan, saat ditangkap Sukirno sedang mengambil air wudhu. Ifa yang kemarin mengajak anak keenamnya Khoirun Nisa menjelaskan, penangkapan itu terjadi sekitar pukul 16.00. Dalam penangkapan tersebut, petugas tidak menunjukkan surat penangkapan. Saat itu, ada sebuah mobil yang parkir depan rumah mereka yang ada di RT II RW II Dusun Besuk. Saat itu, Ifa melihat ada lima orang. “Tapi yang masuk dua,” kata dia. Sebelum masuk, kedua orang itu mengaku berasal dari petugas kelurahan. Setelah Ifa membukakan pintu, kedua orang itu langsung dipersilakan masuk. “Bapak ada?” ucap Ifa menirukan perkataan salah satu orang itu. “Ada pak, di belakang,” jawab Ifa. Seketika itu, dua petugas itu langsung menyelonong masuk ke kamar mandi. Saat itu, Sukirni sedang mengambil air wudhu untuk persiapan salat asar. Di kamar mandi itu juga, sebelum dua petugas itu datang Ifa memandikan Nisa. Dua petugas tadi langsung menyeret Sukirno. Menurut Ifa, Sukirno sempat menolak dan meminta untuk menyelesaikan wudhu dan salatnya. “Tapi dua orang itu tetap memaksa,” jelas Ifa. Kejadian ini tak urung membuat Nisa nangis. Dari penangkapan ini, handphone dan KTP milik Sukirno dibawa petugas. Selanjutnya, petugas langsung meninggalkan rumah Sukirno. Ifa menjelaskan, sehari-hari Sukirno bekerja pada perusahaan pengecoran alumunium di kawasan Kabupaten Jombang. “Itu saja aktifitasnya,” jelas Ifa. Dia menegaskan, suaminya biasanya pulang rumah sekitar pukul 17.00. Sukirno biasanya telat pulang ke rumah jika harus membeli bahan baku pekerjaannya di Surabaya. Menurutnya, Sukirno yang kelahiran 23 Januari 1966 tidak pernah menggelar pengajuan baik di musala maupun di masjid. “Tidak pernah dipasrahi itu,” kata dia. Sepengetahuan Ifa, Sukirno juga tidak pernah bertemu dengan Abu Bakar Ba’asyir. Dia tidak berani membenarkan jika Sukirno adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Selain itu, dia juga tidak berani mengatakan jika suaminya masuk jaringan Abu Tholut. Ifa yang sedang hamil tua menjelaskan, penangkapan suaminya sangat tidak prosedural. “Suami saya difitnah,” kata dia. Ini menyusul informasi yang mengkaitkan Sukirno dengan Abu Tholut yang diduga teroris dan terlibat dalam aksi pemboman di tanah air. Menurut beberapa informasi, Sukirno bertugas sebagai body guard Abu Tholut.  Ifa mengaku merasa tidak enak setiap mendengar kabar jika suaminya terkait jaringan teroris. Dia tetap berharap, ada kejelasan terkait penangkapan suaminya itu. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: