Ukir Sejarah, Xi Jinping Kembali Menjadi Presiden China untuk Tiga Periode

Ukir Sejarah, Xi Jinping Kembali Menjadi Presiden China untuk Tiga Periode

Presiden China Xi Jinping-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

BEIJING, RADARCIREBON.COM – China kembali di pimpin oleh Xi Jinping, setelah mengamankan masa jabatan untuk tiga periode yang sangat bersejarah sebagai presiden.

Pemilihan itu mengikuti konsolidasi kekuatan yang telah menjadikan pria berusia 69 tahun itu sebagai pemimpin paling dominan Tiongkok dalam beberapa generasi.

BACA JUGA:KKB Diduga Lakukan Penembakan Terhadap Pesawat Trigana Air, Penumpang: Alhamdulillah Selamat

Dalam sistem pemerintahan Tiongkok, fungsi presiden sebagian besar bersifat seremonial.

Kekuasaan Xi Jinping bermula saat dia menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis dan Ketua Komisi Militer Pusat (CMC).

Dia menyerahkan kedua jabatan itu pada kongres partai Oktober 2022 lalu. Konfirmasi masa jabatan ketiganya sebagai presiden telah diharapkan secara luas.

BACA JUGA:Cabut Perlindungan, LPSK Serahkan Richard Eliezer ke Rutan Bareskrim

Penunjukan perdana menteri baru dan berbagai menteri dalam beberapa hari mendatang dianggap lebih penting.

Orang-orang yang diangkat baru sebagian besar diharapkan menjadi loyalis Xi Jinping. Ini termasuk Li Qiang, yang diperkirakan akan menjadi orang nomor dua Xi.

Pada hari Jumat, Xi Jinping juga mendapatkan masa jabatan lain sebagai ketua CMC Republik Rakyat China.

BACA JUGA:Erick Thohir Inspeksi Stadion Si Jalak Harupat: Kondisi Rumput Lapangan Siap Pakai

Ada dua CMC di negara ini - satu adalah organisasi partai sementara yang lain adalah lembaga negara - tetapi susunannya biasanya sama.

Xi telah memperkuat pemerintahannya saat China membuka kembali kebijakan nol-Covid-nya yang telah memicu protes anti-pemerintah.

Negara ini juga menghadapi penurunan angka kelahiran yang mengancam mesin pertumbuhan ekonominya.

BACA JUGA:Diduga Suap Wasit, Barcelona Terancam Sanksi UEFA

Hubungan antara Beijing dan Washington tetap tegang, baru-baru ini disorot oleh tuduhan China telah memata-matai AS dengan balon.

“Apakah Xi yang diperkuat dan sentralisasi yang meningkat cukup untuk mengatasi masalah ini – atau mungkin memperburuknya – tidak diketahui dan mungkin tidak dapat diketahui saat ini,” Ian Chong, seorang ilmuwan politik di Universitas Nasional Singapura.

"Dalam arti tertentu, Xi bertaruh bahwa sentralisasi di bawah partai dengan dia sebagai pemimpin adalah solusi untuk masalah yang berbeda ini," katanya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase