Jiwa Rifal Telantar, Massa Luruk Dewan
KUNINGAN – Sejumlah massa aksi yang mengatasnamakan Komunitas Teater Banyoe meluruk gedung dewan, kemarin (2/1). Massa aksi mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai tidak prorakyat. Massa pengunjuk rasa membawa serta, Rifal Alpharado, bocah penderita penyempitan usus. Kondisi bocah 5 tahun dengan usus di luar perut tersebut mestinya mendapat penanganan serius. Justru sebaliknya, pihak terkait dinilai hanya berpangku tangan dengan alasan tutup buku. “Ini merupakan bukti tidak berpihaknya pemerintah terhadap rakyat kecil,” teriak Fri Maladi dan Deki Zaenal Muttaqin dalam orasinya yang mengatasnamakan Komunitas Teater Banyoe. Tidak hanya dinkes yang dijadikan sasaran unjuk rasa, puluhan pengunjuk rasa dengan membentangkan bendera merah putih itu pun mendatangai kantor kejari. Selain berorasi, mereka pun melakukan aksi penggalangan dana untuk operasi kedua Rifal. Usai salat Duhur, mereka pun menyambangi gedung DPRD Kuningan dengan mengikutsertakan Rifal. Mereka membawa beberapa ban bekas, namun urung dibakar. Di sana, para pengunjuk rasa melakukan penggalangan dana. Hingga sejumlah wakil rakyat pun ikut memasukkan beberapa lembar uang ke kotak amal. Pemandangan menarik terlihat di tengah orasi yang diteriakkan Fri Maladi. Ia bersitegang dengan Ketua DPRD Rana Suparman SSos, yang saat itu langsung keluar gedung untuk menemui pengunjuk rasa. Perdebatan terjadi dalam beberapa menit antara Fri Maladi dan Rana Suparman. Namun akhirnya berhasil dilerai atas kesadaran keduanya. Sekadar tahu, selama 4,5 tahun Rifal tak bisa buang air besar (BAB). Hingga akhirnya Rifal menjalani operasi Juli 2013 lalu. Putra pertama dari pasangan Dendi Kurniadi dan Novianti, warga Desa/Kecamatan Ciawigebang, itu kondisinya saat ini cukup menghawatirkan. Usus besar memerah yang dibungkus plastik transparan tampak menggantung di luar perutnya. Kemarin, Rifal dibawa oleh ibu dan neneknya ke Dinas Kesehatan. Mereka berharap bisa mendapat bantuan dari pemerintah untuk segera dilakukan operasi kedua kalinya. “Selama 4,5 tahun tak bisa BAB. Sehingga perutnya membuncit kaya busung lapar. Pas Juli kemarin dioperasi, semua kotoran dalam usus dikeluarkan lewat perut. Tapi sekarang ususnya masih belum dimasukkan kembali,” tutur Novianti kepada wartawan. Saat itu, ayah Rifal yang hanya berprofesi sebagai tukang ojek dan tukang bangunan hanya bisa pasrah melihat anaknya yang semakin kurus dengan perut membuncit. Hingga akhirnya pada Juni 2013, dia mengajukan permohonan bantuan dari pemerintah untuk dilakukan operasi dengan modal surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari desa. \"Alhamdulillah cucu saya akhirnya mendapat bantuan dari gubernur (bangub) dan bisa menjalani operasi di RSUD Gunung Jati Cirebon pada bulan Juli. Untuk membuang kotoran di perutnya, dokter membuatkan anus buatan dengan mengeluarkan usus di perutnya,\" kata Sri, nenek Rifal. Namun masalah kembali muncul pada Desember 2013 lalu, ketika Rifal harus menjalani operasi kedua untuk memasukkan kembali ususnya yang harus disambungkan ke anus. Bekal SKTM yang dibawa orang tua Rifal ke dinkes sebagai syarat untuk bisa mendapatkan bantuan jamkesmas ataupun jamkesda ternyata tidak bisa dilayani, karena alasan sudah memasuki ahir tahun dan telah tutup buku. \"Padahal, dokter yang menangani Rifal pada operasi pertama menyarankan untuk operasi kedua bisa dilaksanakan pada Desember lalu. Namun petugas jamkesmas malah menyarankan untuk kembali pada bulan Januari 2014 untuk bisa mendapatkan bantuan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sekarang orang tuanya sedang mengurus segala persyaratannya, mudah-mudahan bisa ada solusi,\" papar Sri. Sementara itu Kabid Jaminan Sarana Kesehatan Dinkes Kuningan H Farid Rubana membenarkan, pengajuan bantuan orang tua Rifal pada Desember lalu tidak bisa terlayani karena kendala prosedur. Terkait kondisi penyakit Rifal yang harus segera mendapat penanganan medis, pihaknya kini tengah mengupayakan untuk segera dilakukan operasi dengan terlebih dahulu membuat MoU dengan pihak RSUD Gunungn Jati Cirebon. \"Orang tua Rifal mengajukan permohonan bantuan di atas tanggal 25 Desember, sehingga saat itu kami sudah tutup buku. Kami akan segera membuat MoU dengan RSUD Gunung Jati untuk pembayaran biayanya nanti. kami akan berupaya dalam waktu dekat ini sudah ada kesepakatan dan segera dilakukan tindakan operasi,\" kata Farid. Terkait bantuan dari BPJS, Farid mengaku, hingga kini pihaknya pun masih belum bisa memberikan penjelasan. Karena belum ada kepastian apakah akan ditanggung oleh pemerintah daerah atau pusat. Namun yang terpenting sekarang, kata Farid, pihaknya tengah menempuh upaya untuk kesembuhan Rifal dengan membuat MoU dengan pihak RSUD Gunung Jati Cirebon agar segera bisa melakukan tindakan operasi pada bulan Januari ini. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: