Subsidi BBM Harus Tepat Sasaran

Subsidi BBM Harus Tepat Sasaran

BBM bersubsidi harus tepat sasaran-Abdullah-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM- Subsidi BBM harus  tepat sasaran ke masyarakat, hal ini terungkap saat diskusi  publik Urgensi Pembatasan Distribusi BBM Bersibsidi Berbasis Pendataan Kendaraan Bermotor, Kamis (6/4/2023) di Hotel Prima.

Ketua DPRD Kota Cirebon, Ruri Tri Lesmana mengatakan, peran subsidi BBM sangat penting. Karenanya Peran BBM sebagai faktor  penting dalam perubahan harga kebutuhan pokok, dan pemerintah menjamin ketersediaan BBM. pemerintah resmi menaikkan BBM, kata Ruri,  didorong kenaikan harga minyak dunia hingga 100 dollar Amerika per barel. "Subsidi besar pemerintah justru dinikmati kalangan menengah keatas," terangnya.

Sebagai upaya pengendalian BBM tepat sasaran, kata Ruri, PT Pertamina menggunakan aplikasi tujuannya agar tepat sasaran. Kuota BBM, mengalami kenaikan  untuk jenis bahan bakar tertentu, bertambahnya volume BBM akibat semakin meningkatnya produksi kendaraan yang memicu polusi dan pemanasan global.

Pihaknya mencontohkan Kota Cirebon dipadati kendaraan sehingga terasa terik akibat dipenuhi kendaraan. Sementara itu Komisioner Ombudsman, Herry Susanto MSI menegaskan,  negara sebenarnya bukan tidak memiliki migas, justru sebenarnya kita  kaya akan migas.

BACA JUGA:Alhamdulillah, Atlet Berprestasi di Porprov Terima Bonus dari Pemkot Cirebon

BACA JUGA:Ngabuburit Sambil Nikmati Musik, Yuk ke Wanayasa Beber

Akan tetapi, kata Herry,  biayanya sangat besar dan tidak mudah Untuk mencari sumber minyak baru. Justru Sekarang masih mengelola sumur-sumur lama yang diproses dalam kilang. Herry menerangkan tahun 2017-2022 revitalisasi kilang membutuhkan anggaran Rp210 triliun. Kemudian Anggaran 2022-2027 anggaran revitalisasi kilang mencapai Rp600 triliun, dan sumber  anggarannya bukan APBN tapi hutang luar negeri.

Tidak hanya itu, Herry juga menyinggung Pertalite harga keekonomian sebesar Rp14 ribu tapi dijual ke masyarakat Rp10 ribu per liter, Artinya pemerintah masih mensubsidi masyarakat. Herry membeberkan, usia Kilang minyak ada yang sudah berusia 100 tahun lebih, 70 tahun, 49 tahun, 42 tahun.

"Kilang minyak Balongan berusia 29 tahun. Balongan malah 3 kali meledak. Makannya biaya revitalisasi sangat mahal," tegasnya. Herry menegaskan, Ombudsman menyarankan BBM  bersubsidi pertalite dan solar diperuntukkan  hanya untuk motor dan angkutan umum. Untuk mobil pribadi tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi. (abd)

BACA JUGA:Jelang Perayaan Paskah, Polsek Kadipaten Sambangi Gereja Penyebaran Injil

BACA JUGA:Wagub Uu: Penguatan Regulasi untuk Penyaluran Bantuan Pesantren

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: