LSM Bina Masta Jadi Wahana Edukasi Petani Majasari
LIGUNG–Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bina Masta (Bima) yang berkedudukan di Blok Ekasari, Rt 01 Rw 01, Desa Majasari, Kecamatan Ligung memberikan edukasi bagi para petani agar lebih berdaya guna. Penasehat LSM Bisa Masta, Hendro SH MH berharap bahwa anggotanya menjadi contoh bagi masyarakat sekitar bahwa petani-petani yang produktif adalah petani yang tidak hanya mengandalkan dana bantuan dari pemerintah. Pasalnya, LSM Bina Masta menilai jika program yang digulirkan dari pemerintah seperti PUAP kurang maksimal atau terkesan seperti setengah hati. Seperti tidak seluruhnya terkafer kepada para petani. “Memang program pertanian yang digulirkan oleh pemerintah dari instansi terkait. Seperti bantuan PUAP yang betul dimanfaatkan dan disalurkan ke petani. Tetapi jika setengah hati menjadi mandek dan bukan menjadi manfaat bagi petani tetapi malah menjadi mudarat,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Minggu (5/1). Minimnya pemahamaan pengetahuan secara teknis dari sumber daya manusia (SDM) bagi para petani menjadikan sistem tidak berjalan dengan baik. Seperti bantuan yang rata-rata para petani mendapatkan Rp1 juta per orang tersebut karena kurangnya baiknya sistem akibat tidak di didik dengan tanggung jawab akhirnya laporan-laporan tidak jelas. Atas dasar itulah, LSM Bina Masta dibentuk bertujuan memiliki kegiatan untuk meningkatkan mutu, kualitas dan kuantitas bagi para petani. Contoh kecil seperti kepemilikan lahan pertanian dari 1/2 hektare, karena dididik oleh instansi pertanian yang baik dengan cara bercocok tani yang benar bisa meningkatkan produksi lahan pertanian seperti hasil dari 7 kuintal bisa menjadi 16 kuintal. Oleh karena itu, tandasnya, Bina Masta ke depan akan bisa bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan kalau mendapatkan program apapun yang notabene adalah program independen. Dari pada harus melihat program pemerintah yang carut marut. Dengan hanya seorang petani, berharap di didik tidak dibodohi dengan program bantuan, tidak dinina bobokan, tetapi belajar untuk lebih maju lagi. “Kalau pemerintah peduli dengan memberikan berbagai bantuan memang iya. Tapi sistemnya yang tidak sampai ke kita sehingga harus diperbaiki lagi,” pesannya. Sebagai penasehat, Hendro menasehati kepada seluruh pengurus LSM yang bergerak di peternakan ini, untuk jangan mengandalkan bantuan dari pemerintah. Selain itu pihaknya berharap perusahaan-perusahaan di Majalengka untuk lebih peduli yang notabene ada bantuan CSR hukumnya wajib diberikan ke masyarakat. Sebab, selama ini CSR tersebut arahnya tidak jelas. Sementara itu, ketua LSM Bina Masta, H Odik Sodikin menambahkan munculnya proram juga dapat memberikan kesempatan untuk bisa mengolah dana itu karena itu hak masyarakat kecil khususnya petani. Apalagi munculnya mega proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati itu berharap izin reklamasi yang dikeluarkan supaya bisa mengkafer lahan pertanian yang masih produktif itu tetap masih ada di Majalengka. Pasalnya, tentunya hal itu jelas para petani kehilangan lahan pertanian akibat proyek besar tersebut. “Ini baru baru bandaranya saja belum infrastruktur yang lain. Mungkin sampai ke angka 3.000 hektare. Kami berharap dari luasan lahan yang terpotong ini supaya bisa mengkafer pertanian yang masih produktif tetap masih ada di Majalengka. Pihaknya mengapresiasi langkah dari Pemkab Majalengka terkait mengeluarkan izin reklamasi. Tetapi alangkah mirisnya jika izin tersebut malah lahan pertanian yang produktif tetap dijadikan lahan bagi pengusaha-pengusaha yang tidak bertanggungjawab seperti munculnya aktivitas galian C ilegal. Terkadang banyak pengusaha yang tidak bertanggungjawab untuk mengerukkan batu dan pasir. “Program bupati/wakil bupati harus kita acungkan jempol. Tapi alangkah sedihnya kami ini ketika lahan beralih fungsi ini malah dikeduk juga. Kami terus menyikapi program dari pemerintah itu harus tetap sasaran. Bina masta dengan desa yang terpencil berharap akan jadi percontohan untuk masyarakat sekitar bahwa kita maju untuk berjuang sendiri. Seperti analisis peternakan bebek dan budidaya ikan lele yang sedang dilaksanakan. Namun tetap yang menjadi landasan tetap dari hasil pertanian ini,” pungkasnya. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: