MA dan MTs Kekurangan 164 Ruang Kelas
MAJALENGKA – Minat lulusan lulusan Sekolah Dasar (SD) maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan MTs atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), cukup tinggi. Hal itu membuat Kementerian Agama (Kemenag) Majalengka cukup kerepotan dalam menampung siswa baru setiap tahunnya. Kepala Kantor Kemenag Majalengka Dr H Udin Saprudin MMPd didampingi Kepala Seksi (Kasi) Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Drs H Endang Hamdan MPd mengatakan, saat ini pihaknya masih kekurangan 164 unit ruang kelas untuk menampung semua siswa di seluruh MA dan MTs. Menurutnya, hal ini disebabkan karena setiap tahunnya, jumlah siswa yang mendaftar ke MA dan MTs selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dia menyebutkan, ruang kelas yang masih kurang tersebut, komposisinya terdiri dari 68 ruang kelas untuk MA dan MTs Negeri, serta 96 ruang kelas untuk MA dan MTs Swasta. “Tahun ajaran 2012-2013 saja, MTs kekurangan ruang kelas sebanyak 111 lokal, memang di tahun ajaran berjalan tersebut ada penambahan pembangunan ruang kelas, tapi tetap saja pas penerimaan peserta didik baru peminatnya membeludak sehingga ruang kelas yang tersedia tidak dapat diisi oleh para peserta didik dengan ideal,” ujarnya, kemarin (3/1). Dikatakan, idealnya, untuk satu ruang kelas, jumlah peserta didik yang belajar di dalamnya ada sekitar 32 anak. Namun, di sejumlah MA dan MTs tertentu, ada bahkan yang dalam satu kelas diisi oleh peserta didik yang jumlahnya hampir mencapai 50 orang. Alhasil, dengan kurangnya ruang kelas ini, maka tidak jarang di setiap kelas pada MTs, pihaknya menampung siswa dalam kelas gemuk. Artinya, dalam satu kelas bisa dihuni sekitar diatas 40 hingga 50 siswa. Meski demikian, dia menjamin kondisi kelas gemuk ini tidak akan mengurangi konsentrasi dan efektifitas kegian belajar mengajar (KBM) siswa di madrasah. Bahkan, ada beberapa madrasah yang meskipun kondisi kelasna sesak, tapi para siswanya justru banyak yang berprestasi. Menurutnya, kejadian seperti siswa MTs yang belajar di ruang kelas, atau menetapkan sistem masuk aplusan, pagi dan siang, juga tidak jarang didapati di beberapa madrasah tertentu yang jumlah siswanya sudah sangat overload. Oleh karenanya, dalam program kerja di tahun 2014 mendatang, pihaknya sudah mengajukan permohonan penambahan ruang kelas baru sejumlah yang dibutuhkan, kepada pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan kementerian. Dia juga sempat mengkaim jika membeludaknya jumlah siswa di madrasah, termasuk di MTs dan MA, merupakan keberhasilan penerapan program pendidikan di madrasah, yang mampu menarik animo masyarakat untuk berbondong-bondong mendaftarkan anak-anaknya ke madrasah. Salah satu indikatornya, adalah pada setiap pelaksanaan Ujian Nasional setiap tahunnya, pihaknya bersyukur karena angka kelulusan yang diraih oleh siswa madrasah kerap kali berada di kisaran 100 persen. Di samping itu, program unggulan lainnya yang diterapkan di madrasah, juga dirasa cocok oleh masyarakat, serta penerapan sistem pendidikan keagamaan yang lebih, sehingga Kabupaten Majalengka bisa terbantu dalam meraih penghargaan dari Menteri Agama RI sebagai Kabupaten berprestasi dalam Anugerah Pendidikan Islam Apresiatif. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: