Warga Masih Kesulitan, Meski Pemkab Sebut Stok Gas Aman
KUNINGAN - Pemkab Kuningan optismistis, setelah adanya penambahan kuota gas 3 kg satu kali kirim dari Pertamina pada hari Minggu (5/1), pasokan gas akan kembali normal. Namun, kondisi di lapangan tak berbanding lurus, warga tetap sulit memperoleh gas. “Adanya penambahan membuat kondisi di lapangan normal. Ini hasil pantuan kami. Kami pun berharap tidak ada gejolak akibat kenaikan ini,” ujar Kabag Ekonomi Trisman Supriatna kepada Radar, kemarin (6/1). Sementara dari pantauan Radar, karena ada tambahan kuota, pasokan gas dari agen ke pangkalan terlihat lancar. Tapi di tingkat pangkalan, warga dan pengecer berebut mendapatkan gas 3 kg. Akibatnya harga gas 3 kg melambung. “Ah kata siapa gas 3 kg normal buktiknya saya tetap aja sulit mencari,” ucap Titin Kartini kepada Radar, kemarin (6/1). Warga Kuningan ini mengaku, dari pagi mencari gas 3 kg, baru mendapatkan dari pengecer dengan harga cukup tinggi, yakni Rp18.500. Karena butuh, harga tersebut tetap Titin beli. Ia berharap, pemerintah melakukan pengawasan distrubusi gas agar tidak ada yang dirugikan. “Saya tahu ada yang memanfatakan situasi ini. Ini terbukti banyak pengecer baru yang ingin mencari untung,” jelasnya. Sementara itu, meski harga gas elpiji 12 kg naik tidak semua pedagang menganti ke gas melon. Buktinya Anto, pedagang bakso yang mangkal di pertokokan Siliwangi. Menurut Anto, alasan tidak digantinya dengan gas melon karena sulit dicari, sehingga terpaksa menggunakan gas 12 kg. Meski sebenarnya secara perhitungan sangat merugikan. “Tadinya mau ganti, tapi karena tidak ada yah menggunakan yang ada. Gas 12 kg sendiri sulit dicari sama dengan gas melon,” ucap Anto. Anto mengaku, meski harga gas naik, harga jual bakso tidak ikut dinaikan. Ia berharap, ada keputusan baru dari Pertamina agar tidak rugi saat menggunakan gas 12 kg. “Pedagang lain sudah menggunakan gas 3 kg, karena mereka langsung bergerak ketika harga naik,” sebutnya. Salah satu pedagang yang beralih menggunakan gas 3 kg adalah Nurdiansah, pemilik Bakso Mantep. Ia langsung membeli gas melon berikut tabunganya, karena dinilai lebih hemat. Menurutnya, perbandingan harga gas 3 kg dengan 12 kg sangat jauh. Jika tetap memaksakan menggunkan gas 12 kg, untung yang diperolehnya akan semakin menipis. “Saat ini saja menjual bakso Rp10 ribu sudah pas-pasan. Karena harga bahan (baku membuat bakso, red) semua naik. Kalau ditambah sama gas, semakin repot. Maka solusinya ganti ke melon,” ujarnya yang juga diamini Ucup, penjual mi kocok. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: