Penurunan Harga Elpiji 12 Kg Disambut Positif
KUNINGAN- Penurunan tarif elpiji 12 Kg dari Pertamina disambut positif oleh masyarakat. Kini harga jual baru di tingkat agen di Kuningan Rp93 ribu dari semula yang sempat naik di angka Rp127 ribu. Sementara di tingkat pengkalan harga jual bervariasi. Harga elpiji di tingkat agen tersebut berdasarkan jarak Kuningan dengan Pertamina Balongan, Indramayu. Artinya setiap daerah/wilayah setiap harga elpiji 12 Kg berbeda. Untuk wilayah Kuningan dikenakan tarif Rp1.000 dari harga asli Rp92 ribu/tabung menjadi Rp93 ribu/tabung. Sementara di tingkat pengkalan, harga jual ada yang Rp98 ribu/tabung hingga di angka Rp100 ribu/tabung. Adapun di tingkat pengecer harga elpiji 12 kg menembus angka Rp105 ribu/tabung. “Ketika ramai diberitakan akan turun dan ternyata tadi malam mulai diberlakukan, saya merasa senang. Sebab, kenaikan yang sekarang masih dinilai wajar,” ujar Rijal Hermawan, salah satu warga Kelurahan Cigintung, Kecamatan Kuningan kepada Radar, kemarin (7/1). Pria yang sehari-harinya bekerja di kantor swasta ini mengaku, dengan adanya penurunan harga tersebut akan lebih berhemat Rp35 ribu. Karena saat dinaikan, harga elpiji 12 kg di pengecer sampai Rp140 ribu. Bagi dia, selaku pegawai yang memiliki penghasilan tetap, kenaikan harga gas dinilai terlalu tinggi. Sehingga menurutnya, wajar jika banyak warga yang beralih ke tabung gas melon. “Kalau saya bukan tidak mau beralih, namun dengan gas 12 kg lebih tenang. Karena tidak usaha ganti-ganti,” jelasnya. Sementara, Kepala Cabang Rejeki Indo Alam (agen gas 12 kg) Azis Adinugraha membenarkan, jika harga elpiji 12 kg menjadi Rp93 ribu. Sebelum ada kenaikan, harga elpiji 12 kg Rp80 ribu. Menurutnya harga elpiji 12 kg Rp93 ribu berdasarkan kenaikan tarif Rp1.000 per satu kilogram ditambah ongkos jarak antara Pertamina Balongan yang berada di Indramayu dengan Kuningan, Rp1000. Karena setiap jarak lebih dari 60 km diberlakukan ongkos angkut Rp1.000, dan ini menjadi aturan yang berlaku. “Jujur kami tidak merasa rugi dengan harga baru ini. Karena gas stok lama yang dijual Rp127 ribu sudah habis. Untuk stok hari ini sebanyak 252 sudah didistribusikan kepada pelanggan,” ucap Azis. Pria asli Cilimus ini mengaku, merasa senang dengan penurunan harga gas 12 kg tersebut. Sebab, konsumen yang akan membeli kembali normal. Sebab, ketika terjadi kenaikan ada sedikit penurunan pembeli. Senada disampaikan Nana Suryana, pengelola SPBU Cijoho, yang juga menjual elpiji 12 kg. Ia menyebutkan, meski harga elpiji 12 kg turun pihaknya tidak merasa rugi seperti di daerah lain. Hal ini karena pada saat kenaikan, pihaknya hanya membeli dua kali dan pada saat menjelang kenaikan gas sudah habis. “Ketika harga sudah turun dan dinilai normal, pembeli langsung banyak. Hari ini saya sudah laku lebih dari lima tabung dengan harga jual Rp95 ribu,” ucap Nana. Menurutnya, harga Rp95 ribu ini dinilai wajar oleh konsumen. Berbeda saat kenaikan, pihaknya menjual Rp135 ribu, banyak konsumen yang mengurungkan niat untuk membeli dan beralih ke gas melon. Berbeda dengan Nono, pemilik pangkalan di Cijoho. Nono mengaku, pihaknya belum dapat menentukan harga baru kepada konsumen. Sebab, pihaknya belum mengetahui harga pasti dari agen. “Ketika harga Rp127 ribu saya menjual Rp135 ribu, begitu juga harga baru saya akan menyesuaikan. Karena terkadang dikirim ke tempat konsumen,” tandasnya.(mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: