Rela Tidak Champions

Rela Tidak Champions

Red Bull Perlakukan Sama Vettel dan Webber LONDON- Isu keretakan internal di dalam kubu Red Bull-Renault terbukti merugikan tim. Di tengah makin ketatnya persaingan perebutan gelar juara kategori pembalap dan konstruktir, Red Bull malah dihadapkan pada perlakuan istimewa pada salah satu pembalapnya. Sebastian Vettel dianggap lebih difavoritkan dibandingkan Mark Webber. Hingga sepuluh balapan yang sudah berlangsung di musim 2010, seharusnya Red Bull merasakan dominasi. Jumlah kemenangan yang mereka dapatkan lebih banyak dibandingkan tim lain. Kombinasi Webber dan Vettel sudah memenangkan lima balapan. Pesaing terdekatnya adalah duet Jenson Button dan Lewis Hamilton dari McLaren Mercedes yang masing-masing memenangkan dua balapan. Tapi, kondisi tersebut tak otomatis membuat Red Bull berada di puncak klasemen konstruktor. Dengan koleksi 249 poin, Red Bull tertinggal 29 poin dari McLaren. Salah satu penyebabnya adalah tidak rukunnya Vettel dan Webber. Isu memfavoritkan satu pembalap mencuat pasca GP Inggris dua pekan silam. Ketika itu Webber menuduh timnya lebih memfavoritkan Vettel terkait dengan penggantian sayap depan. Saking kesalnya Webber melontarkan kritik, bahkan sampai mengatakan penyesalan karena telah memperpanjang kontrak bersama Red Bull. Sementara itu Vettel yang semula bersikap kalem, dalam perkembangan selanjutnya juga menyentil sikap partnernya itu. Akhir pekan lalu Webber mengatakan bahwa masalah sudah selesai. Dia juga bisa menerima bila di sisa musim ini tim lebih memfavoritkan pembalap yang memiliki poin yang lebih tinggi. Namun persaingan antara pembalap Jerman dan Australia itu kemungkinan bakal kembali muncul. Sebab, owner tim Red Bull Dietrich Mateschitz setuju jika kedua pembalapnya itu saling berkompetisi. Seperti yang diungkapkan Team Principal Christian Horner, Mateschitz menegaskan tak ada yang diutamakan dalam timnya. “Filosofi tersebut tak sesuai dengan pemahaman saya di balapan. Anda tak bisa memprogram seorang juara. Kedua pembalap kami harus mengalahkan satu sama lain dan mereka tetap membawa pulang poin sebanyak mungkin,” kata Mateschitz seperti dikutip Autosport. Mateschitz menjelaskan, sudah seharusnya tim tak mencampuri persaingan di antara para pembalapnya. Meski demikian, dia mengakui insiden sayap depan di Silverstone menunjukkan ada situasi yang unik di dalam tim. “Jika hari ini anda bertanya siapa yang akan menjadi juara,saya bisa mengatakan salah satu dari dua pembalap kami. Tapi tim tak boleh ikut campur. Sebab, campur tangan tim membuat masalah rawan muncul,” bebernya. “Kami tak punya pembalap nomor satu atau dua, mobil yang digunakan kedua pembalap sudah jelas memiliki standar yang setara. Soal sayap depan di Silverstone adalah sebuah pengecualian,” ujar pria asal Austria itu. (ady)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: