Kematian Ibu dan Bayi Menurun
MAJALENGKA–Selama tahun 2013, Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka mencatat sebanyak 30 orang ibu meninggal pada saat proses melahirkan serta 228 kasus kematian bayi. Namun kondisi itu jauh berbeda pada tiga tahun sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan H Alimudin SSos MM MKes menjelaskan, tercatat hingga akhir tahun lalu dari jumlah kematian pada ibu cenderung mengalami penurunan 35 persen ketimbang tahun 2012 yang tercatat 48 kasus, dengan jumlah ibu melahirkan mencapai sekitar 20 ribu. Adapun angka kematian bayi pada tahun 2012 mencapai 299 kasus. Artinya berkurangnya angka kematian pada ibu dan bayi, dengan kondisi seperti ini otomatis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bidang kesehatan di Majalengka mengalami peningkatan. Akselerasi yang diukur dengan keberhasilan dua indikator tersebut tentunya berkat kerja keras semua pihak dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka. “Kami (dinkes, red) terus berupaya sesuai instruksi dari Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi agar 32 puskesmas mampu memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Karena itu merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian IPM bidang kesehatan yang meningkat,” ujar H Alimudin, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (10/1). Pria berkumis ini berharap capaian tersebut terus dipertahankan serta berupaya akan ditingkatkan secara optimal. Dengan memberikan sosialisasi secara terpadu kepada bidan desa, puskesmas dan anggota PKK, guna meminimalisir angka kematian ibu hamil di Majalengka. Program pemahaman kepada seluruh bidan dan ibu PKK yang terus berjalan diharapkan dapat mengevaluasi dan memberikan upaya yang diharapkan pemda. Pihaknya optimistis dengan capaian angka kematian bayi saat melahirkan di tahun 2013 menurun akan terus diimplementasikan ke tahun 2014 ini. “Dalam upaya yang dilakukan kami menggandeng BKKBN dalam menekan agar bisa mengurangi angka kematian pada bayi. Seperti pada saat kehamilan, usia seorang ibu diharapkan jangan terlalu muda dan tua. Karena itu bisa mempengaruhi proses persalinan dan kandungan pada bayi,” tandasnya. Sementara itu, Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi mengapresiasi capaian yang dilakukan dinkes. Perlu diketahui, tercatat di tahun 2010 lalu, dari 10 ribu ibu melahirkan masih ada sekitar 225 ibu meninggal. Diharapkan tahun 2014 ini angka tersebut terus diminimalisir. “Tentunya banyak faktor penyebab di antaranya kegagalan pendidikan, dengan membuat kurang pahamnya si calon ibu. Juga lingkungan sekitar yang harus mendukung serta fungsi puskesmas harus difungsikan dengan optimal. Artinya lebih pada bagaimana tindakan reprentif (tindakan pertama) kemudian dialihkan ke pihak rumah sakit,” pesannya. Orang nomor satu di Kabupaten Majalengka ini berharap, dalam mengurangi angka kematian pada ibu hamil tentunya akan meningkatkan IPM. Segera dievaluasi kekurangan bagaimana program ini bisa terus berjalan dan dirasakan bagi masyarakat khususnya bagi ibu dan anak. Pasalnya, selain tingkat indeks kesehatan yang meningkat, akan bisa mengimbangi indeks daya beli dan pendidikan. “Kalau masyarakatnya tidak sehat maka itu tidak produktif. Oleh karena itu, saya berharap kepada tim PKK di desa/kelurahan, tingkatkan kasih sayang serta curahkan kepada pelayanan yang optimal khususnya kepada ibu hamil,” pesannya. Keberhasilan ini juga pernah disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat melantik bupati/wakil bupati terpilih awal Desember lalu. Menurut gubernur, indeks kesehatan untuk terus ditingkatkan kemajuan ke depan dengan jangka panjang. Seperti peningkatan mutu dan layanan kesehatan melalui penambahan sarana dan tenaga kesehatan di puskesmas, rumah sakit daerah, serta posyandu. Ini guna menurunkan angka kematian bayi dan ibu hamil. Serta menyongsong program BPJS di tahun 2014 mendatang. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: