Baru Tahu, Ternyata Para Bhikku Tak Boleh Sembarang Makan Boled dan Salaman dengan Lawan Jenis

Baru Tahu, Ternyata Para Bhikku Tak Boleh Sembarang Makan Boled dan Salaman dengan Lawan Jenis

Thudong atau perjalanan ritual para Bhiksu dari berbagai negara yang dimulai dari Bangkok, Thailand kini sudah hampir sampai Kota Cirebon.-Laskar Macan Ali/Ist-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Selama dalam perjalanan Thudong, terutama ketika melintas di Indramayu dan Cirebon, para Bhikkhu ini disambut antusias masyarakat setempat. 

Setidaknya ada dua pemandangan menarik ketika masyarakat antusias menyambut thudong para Bhikkhu tersebut. 

BACA JUGA:Soal Penangkapan Johnny G Plate, Begini Komentar Mahmud MD

Pertama, menolak berjabatan tangan dengan wanita. Kedua, tidak mau sembarangan makan boled pemberian masyarakat.

Banyak beredar video tentang dua hal tersebut. Terutama yang ramai, ketika ada wanita yang mengulurkan tangan ingin menjabat tangan, tapi ditolak oleh seorang Bhikkhu. 

Ternyata baru tahu. Bukan bermaksud sombong, para Bhikkhu tersebut memang tidak boleh berjabat tangan wanita. Juga tidak boleh makan sembarangan. Ada aturan jadwal makan yang mengikat para bhikkhu.

BACA JUGA:KPU Targetkan Tempati Gedung Baru, Agustus Penempatan Tunggu Pengadaan Mebeler Pembangunan Pagar

Dalam unggahan di media sosial, Young Buddhist Association melalui akun Twitternya menjelaskan hal tersebut. Diungkapkan, jika seorang bhikkhu memang harus berusaha untuk menghindari sentuhan dengan lawan jenis.

“Ini merupakan salah satu peraturan untuk para Bhikkhu dan peraturan ini dibuat demi kemajuan batin para Bhikkhu itu sendiri,” tulis akun tersebut.

“Di Tripitaka (Kitab Agama Buddha) jelas ada 3 keranjang: 1. Sutta Pitaka (Kotbah Buddha), 2. Abhidhamma pitaka (uraian mengenai filsafat, metafisika dan ilmu jiwa), 3. Vinaya pitaka (peraturan Bhikkhu). Jangankan disentuh wanita, ngobrol berdua dengan wanita harus ada saksi,” timpal akun yang lain. 

BACA JUGA:Logo Piala Dunia 2026 Resmi Diluncurkan FIFA di Los Angeles

Soal diberi makan atau minum, jelas akun tersebut, para Bhikkhu harus menerima dan mengkonsumsinya untuk bertahan hidup. Namun tidak boleh untuk kesenangan inderawi. 

Juga dilarang menyimpan berlebihan. Bila ada yang lebih maka para Bhikkhu berhak membagikan kepada para warga sekitar. “inilah proses latihan untuk menjadi Buddha,” tegasnya.

Lalu megapa boled goreng tidak diterima? Akun tersebut menjelaskan, karena sudah melewati aturan makan di siang hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase