Tebar Vaksin Pentavalent, Cegah Meningitis
KUNINGAN – Masih tingginya angka kesakitan radang otak/meningitis dan radang paru-paru/pneumoni baik skala nasional maupun internasional, membuat pemerintah menggalakkan pemberian vaksin pentavalent. Termasuk di Kuningan, kini vaksin tersebut telah tersedia untuk diberikan kepada bayi. “Sebelumnya imunikasi dasar yang lengkap itu meliputi HB, BCG, DTP-HB, polio dan campak. Kini dimasukkan HIB (haemopilus influence tipe B) yang merupakan imun meningitis dan radang paru-paru,” terang Kepala Dinas Kesehatan, H Raji K Sarji MMKes melalui Kabid Dalmaskes (pengendalian masalah lingkungan), Ucup Supriatna SKM MKM, kemarin (10/1). HIB tersebut masuk pada vaksin pentavalent yang di dalamnya mencakup pula antigen DTP-HB. Sehingga ketika diberikan vaksin tersebut, maka tidak perlu lagi imunisasi DTP-HB. Lantaran masih transisi, maka pemberian vaksin DTP-HB mesti dituntaskan dulu. “Karena pemberian vaksin DTP-HB (Diftery, tetanus-pertusis-hepatitis B) pada bayi mesti tiga kali tahapan. Apabila ada bayi yang sudah diberikan vaksin tersebut baru sekali, maka harus dituntaskan dulu sampai tiga kali. Kecuali kalau belum diberikan sekalipun, maka bisa langsung diberi vaksin pentavalent,” terangnya. Ucup yang saat itu didampingi oleh Kasi Surveilen dan Imunisasi, Maulia Awangga SKM mengatakan, bayi-bayi di Kuningan kini mesti diberikan vaksin pentavalent. Ini dimaksudkan untuk mencegah terjangkitnya penyakit radang otak dan paru-paru ketika dewasa kelak. “Ini bertujuan untuk memberikan kekebalan optimal. Karena berdasarkan penelitian, kasus meningitis dan pneumonia itu masih banyak. Dengan pemberian vaksin tersebut maka diharapkan dapat mengurangi angka kesakitan dan kecacatan,” ungkapnya. Vaksin pentavelent kini sudah tersedia di seluruh puskesmas. Posyandu di seluruh kota kuda akan menyosialisasikan sekaligus memberikan vaksin tersebut secara gratis, seperti imunisasi lainnya. Targetnya 80 persen dari total bayi di Kuningan harus diberikan. “Karena dengan besarnya persentase, maka akan terjadi kekebalan kelompok untuk memagar kuman. Untuk itu partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan demi kesehatan bersama,” kata Ucup. Masih terkait imunisasi, pihaknya memberikan penekanan agar bayi berusia maksimal 11 bulan harus selesai diberikan imunisasi dasar secara lengkap. Selanjutnya terdapat istilah booster, yakni ulangan. Untuk imunisasi DTP-HB-HIB misalnya, diulang pada usia 18 bulan dengan interval 12 bulan dari imunisasi sebelumnya. Sedangkan imunisasi campak pada usia 24 bulan dengan interval 6 bulan. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: