Petahana PKB Diancam PAW

Petahana PKB Diancam PAW

Tanjung Hidayat, Anggota DPRD Fraksi PKB-ist-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kisruh rebutan nomor urut bacaleg PKB Kabupaten Cirebon makin santer. Bahkan, dibenarkan petahana. Sayangnya mereka tak bisa berkutik. Ada ancaman bagi yang melawan. Di Pengganti Antar Waktu (PAW).  

Demikian disampaikan, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon dua periode, H Tanung Hidayat, kemarin. Menurutnya, para incumbent itu dilematis dan hanya bisa pasrah, tidak bertindak frontal  atas keputusan DPC PKB Kabupaten Cirebon, dalam hal penempatan nomor urut Bacaleg tersebut.

"Sebab ada ancaman dari salah seorang yang berpengaruh terhadap PKB Kabupaten Cirebon, jika fraksi PKB atau incumbent yang tidak menuruti apa yang sudah ditetapkan DPC, soal nomor urut, maka anggota dewan tersebut akan di-PAW," kata Tanung.

Karenanya, lanjut Tanung, ia sependapat dengan apa yang disampaikan Wakil Ketua DPC PKB, Syahidin dalam statement sebelumnya.

BACA JUGA:DIYAKINI BIKIN KARIR MONCER, Mitos Sumur Tujuh di Objek Wisata Pemandian Cibulan Kabupaten Kuningan

BACA JUGA:Hambdalah Versi Nabi Daud Dinyanyikan Syekh Panji Gumilang di Depan Dahlan Iskan dan Kivlan Zen

"Saya sepakat apa yang disampaikan Syahidin. Karena memang dalam penempatan nomor urut Bacaleg, DPC PKB banyak memposisikan incumbent di nomor yang kurang layak," ungkapnya.

Tanung mengungkapkan, bahwa incumbent di Dapil I Emha Syahirul Alam ditempatkan di nomor urut 6. Incumbent di Dapil II H Mahmudi ditempatkan di nomor urut 5. Incumbent di Dapil IV Pandi di posisi nomor urut 4. Incumbent di Dapil V dia sendiri ditempat di nomor urut 4. Dan incumbent di Dapil VI Mad Saleh di posisi nomor urut 2.

Tak hanya itu, dugaan muncul jual beli nomor urut strategis Bacaleg pun kian santer. Sehingga, banyak incumbent yang ditempatkan di posisi tidak layak, meski mereka merupakan kader militan yang sudah mengantarkan kemenangan partai ini di Pileg 2019 lalu.

"Soal duit berseliweran yang diduga untuk membeli nomor urut Bacaleg ini, saya juga dengar sendiri dari Luthfi dan disaksikan juga oleh Syahirul Alam," paparnya.

BACA JUGA:Salam Ala Syekh Panji Gumilang Al Zaytun, Pakai Bahasa Ibrani: Havenu Shalom Alaechim

BACA JUGA:Tante ERNIE Pemersatu Bangsa Gugat Cerai Suami, Gara-gara Terlalu Terbuka?

Karena dugaannya, nomor urut strategis itu sudah "dibeli", sehingga banyak incumbent yang ditempatkan oleh DPC PKB dalam pendaftaran Bacaleg kemaren, di nomor urut 4, 5 dan 6. "Karena tadi, dugaannya banyak uang berseliweran," terang Tanung.

Kondisi itulah yang membuat sejumlah kader PKB di geram. Terang saja, DPC PKB dinilai telah mengabaikan amanat partai yang harus memprioritaskan kader militan ketimbang pendatang.

Ia menyampaikan, sebagai incumbent dan kader militan PKB hingga membawakan partai ini sebagai pemenang pada Pemilu 2019, tidak ada penghargaan sama sekali yang diberikan oleh DPC PKB. Ia pun meragukan, partainya bisa kembali meraup kemenangan seperti di Pileg sebelumnya.

"Bagaimana PKB bisa menang kembali di Pemilu 2024 mendatang, jika incumbent-nya saja tidak diprioritaskan dalam penempatan nomor urut Bacaleg," ungkap Tanung.

BACA JUGA:Tante ERNIE Pemersatu Bangsa Gugat Cerai Suami, Gara-gara Terlalu Terbuka?

BACA JUGA:TERUNGKAP! Begini Kisah Pertemuan Panji Gumilang dan Dahlan Iskan di Al Zaytun

Karena ia sangat yakin, jika para incumbent masih ditempatkan di nomor urut yang kurang layak hingga keluarnya daftar calon tetap (DCT), pasti akan berpengaruh terhadap suara partai di Pemilu 2024 mendatang.

"Karena bagaimana pun incumbent ini punya basis masa. Yang pastinya jelas bakal merugikan PKB," ujar Tanung.

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Jamil Abdul Latief saat dikonfirmasi, tak kunjung merespons. Pun sekretaris DPC PKB, Waswin Janata.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Syahidin menjelaskan, amanat partainya jelas, bahwa kader harus diutamakan dibanding pendatang baru yang masih belum teruji dedikasinya.

"Isu incumbent yang ditempatkan di nomor urut di atas dua saya kira itu perlu dipertanyakan, apakah aleg tersebut sewaktu menjabat kurang loyal. Ataupun alasan lain para penentu nomor tidak punya kedekatan," pungkasnya. (sam)

BACA JUGA:Dahsyatnya Indonesia Raya Tiga Stanza, Sampai Santri Al Zaytun Siap Bayar Utang Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: