Jagal dan Pedagang Mogok Massal

Jagal dan Pedagang Mogok Massal

TENGAHTANI- Tingginya harga daging sapi serta biaya produksi yang tidak sesuai dengan harga jual, membuat puluhan jagal sapi Se-Kabupaten Cirebon mogok kerja. Para jagal sapi yang tergabung dalam Paguyuban Jagal Sapi Desa Batembat, Kecamatan Tengah Tani, rencananya akan mogok kerja hingga tiga hari ke depan, Rabu (15/1). \"Selain harganya yang mahal, biaya produksi seperti makan dan transportasi sangat mahal. Aksi ini juga ditunjukan karena ada beberapa pedagang, dan jagal yang tidak konsisten terhadap harga. Ada salah satu pedagang yang seharusnya menjual daging sapi nomor satu Rp90 ribu/kg, ini menjual harganya ada yang sampai Rp75 ribu, tentunya ini sangat merugikan kami,\" tutur Ketua Paguyuban Jagal Sapi Kabupaten Cirebon, H Tori, kepada Radar, Minggu (12/1). Dikatakan, aksi tersebut dilakukan sebagai protes kenaikan harga daging yang dinilai merugikan para jagal sapi dan pedagang di pasar tradisional. Humas Paguyuban Jagal Sapi, Yudi Mantri, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon segera memfasilitasi sapi impor untuk masuk ke Cirebon. Sebab, beberapa daerah yang ada di Jawa Barat sudah dibolehkan untuk memelihara ternak sapi impor. Sapi impor ini, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen mengingat harga daging sapi lokal selalu melonjak. \"Ini dilakukan sebagai ancaman kalau harga daging sapi tidak kunjung turun. Lihat saja pasar tradisional yang ada di Kabupaten dan Kota Cirebon tidak ada yang menjual daging sapi. Kami juga menginginkan agar para pedagang dan jagal sepakat dengan harga yang telah kami tentukan dan dimusyawarahkan kemarin. Kami mendesak kepada pemerintah untuk memfasilitasi persoalan ini,\" tegasnya. Melalui musyawarah yang telah ditetapkan oleh sedikitnya 30 jagal sapi dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kabupaten Cirebon, akhirnya ada 17 jenis daging sapi yang sudah ditetapkan harganya dari jagal ke tingkat pengecer, yakni harga daging has dalam Rp95 ribu/kg, daging sapi nomor satu Rp90 ribu/kg, daging nomor dua Rp80 ribu/kg, daging kepala super Rp75 ribu/kg, daging kepala biasa Rp70 ribu/kg, tulang iga super Rp60 ribu/kg, tulang iga biasa Rp45 ribu/kg, putihan Rp38 ribu/kg, gajih Rp25 ribu/kg, jeroan Rp25 ribu/kg, sesetan otot Rp62 ribu/kg, kepuk dan hati Rp65 ribu/kg, kaki Rp32 ribu/kg, otak Rp35 ribu/kg, babat Rp35 ribu/kg dan balung klatak Rp10 ribu/kg. \"Harga-harga ini harus disepakati, bila tidak kita akan melakukan aksi mogok kerja lebih lama. Kemudian untuk pemerintah dan dinas pertanian perkebunan peternakan dan kehutanan (distanbunakhut) tolong untuk segera mencarikan solusi dan memfasilitasi untuk sapi impor,\" tandasnya. Sementara itu, Titin Sutini (44), pedagang sate asal Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru mengaku, kecewa dengan semakin mahalnya harga daging sapi saat ini. \"Dari kemarin (Sabtu/11/1) daging sapi susah dicari, karena tidak ada akhirnya saya jualan sate ayam saja,\" ungkapnya. Kepala Distanbunakhut Kabupaten Cirebon, Ir H Ali Efendi MM berjanji akan memfasilitasi para pedagang dan jagal sapi guna mencarikan solusi. Saat ini dirinya, tengah meminta izin ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait pengadaan sapi impor. \"Kami sedang melakukan upaya itu, proses izin sapi impor asal Australia sedang dilakukan. Pemerintah provinsi sedang meninjau apakah Kabupaten Cirebon layak dan memenuhi syarat terkait kesehatan kandang, proses pakan dan RPH-nya. Untuk meningkatkan populasi sapi dan keinginan mereka, kami berjanji akan memfasilitasi dan memusyawarahkannya,” tuturnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: