Tinggal Selamanya di Mars Hanya Angan-angan, Ternyata Peneliti UCLA Ungkap Hal Ini

Tinggal Selamanya di Mars Hanya Angan-angan, Ternyata Peneliti UCLA Ungkap Hal Ini

Planet Mars.-Aynur Zakirov-

LOS ANGELES, RADARCIREBON.COM – Sudah bertahun-tahun, sejumlah peneliti antariksa melakukan kajian mengenai tata cara hidup selain di Bumi, salah satunya Mars.

Mars menjadi target penilitian sejumlah negara untuk dijadikan planet alternatif dalam menjalankan kehidupan manusia selain Bumi.

BACA JUGA:Panji Gumilang Pernah Dinasehati oleh AM Hendropriyono Terkait Konflik Palestina-Israel

Bahkan, salah satu orang terkaya di dunia, yakni Elon Musk melalui SpaceX-nya punya cita-cita menciptakan koloni di Mars.

Pasalnya, Mars diduga sebagai salah satu anggota planet di dalam tata surya yang kondisinya mirip dengan Bumi.

Meskipun berwarna merah, tapi diprediksi dalam rentang usia planet tersebut pernah ada air, seperti di Bumi.

BACA JUGA:SBMI Sorot Lemahnya Penegakan Hukum TPPO Buruh Migran Indonesia, Nih Contohnya

Namun, hasil penelitan terbaru mengungkapkan hal yang mencengangkan.  Dan, membantah dari hasil temuan sebelumnya.

Seperti yang diketahui, ada dua masalah yang harus diungkap sebelum benar-benar mengirim manusia untuk tinggal di Mars.

Pertama, bagaimana dampak radiasi partikel dan apakah itu akan menimbulkan ancaman besar untuk umat manusia.

BACA JUGA:Peringati Bulan Bung Karno, Forki Kota Cirebon Gelar Kejuaraan Karate 2023

Kedua, penentuan waktu misi ke Mars apakah dapat melindungi astronot dan pesawat antariksa dari radiasi?

Tim di University of California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat berhasil menjawab dua pertanyaan tersebut.

Para ilmuwan mengatakan, melindungi astronot dan pesawat antariksa dari radiasi merupakan kewajiban agar perjalanan pulang pergi ke dan dari Mars berhasil.

BACA JUGA:Panji Gumilang Beberkan Alasan Indonesia Tidak Mau Membuka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Namun, ketebalan pesawat ruang angkasa juga harus diperhatikan, jika bahan yang digunakan terlalu tebal maka akan meningkatkan jumlah radiasi sekunder.

Kemudian, saktu misi peluncuran juga perlu diperhatikan. Para peneliti mengklaim saat aktivitas matahari mencapai puncaknya adalah waktu terbaik untuk meninggalkan bumi menuju ke Mars.

Namun tinggal di Mars hanyalah menjadi angan-angan belaka. Meskipun astronot mungkin bisa berhasil mendarat di Mars, bukan berarti misi berhasil.

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Regional JBB Salurkan Perdana Produk B35

Pasalnya, para ahli merekomendasikan agar manusia tidak menghabiskan waktu lebih dari empat tahun di sana.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Advancing Earth and Science Journal, menghabiskan waktu lebih dari empat tahun merupakan kesalahan karena tingkat radiasi akan menjadi tidak aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase