Giliran Saifuddin Ibrahim Membela Mahad Al Zaytun: Saya Taat Sama Panji Gumilang

Giliran Saifuddin Ibrahim Membela Mahad Al Zaytun: Saya Taat Sama Panji Gumilang

Pendeta Saifuddin Ibrahim ikut membela Mahad Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang.-Saifuddin Ibrahim/Ist-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Pendeta Saifuddin Ibrahim ikut membela Mahad Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang yang diserang dengan isu Negara Islam Indonesia alias NII KW IX.

Dia juga menyindir sosok yang mengaku alumni Mahad Al Zaytun Ken Setiawan sebagai bughot yang merusak Al Zaytun.

Sebutan serupa juga disampaikan kepada Imam Suprianto yang melontarkan tuduhan-tuduhan tidak berdasar kepada Syekh Panji Gumilang maupun Al Zaytun.

“Ini juga manusia busuk. Orang fasik. Karena ditegur baik-baik sama Panji Gumilang, malah jadi bughot,” sembur Saifuddin Ibrahim, yang kini berada di Amerika Serikat.

BACA JUGA:MATI-MATIAN! Dapat Uang Belasan Juta, Warga Bela Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang: Saya Butuh Perut Kenyang

Sosok kontroversial yang menjadi tersangka karena sejumlah kontennya itu mengaku, meski sudah tidak satu iman dengan Syekh Panji Gumilang, namun dirinya tetap harus meluruskan apa yang salah.

Termasuk ikut membantah fitnah-fitnah yang dialamatkan. Mengingat semua itu, hanya untuk memperkeruh suasana.

“Saya taat sama Panji Gumilang, tapi karena saya masuk Kristen nggak mungkin saya ada di pesantren itu,” tegasnya.

Soal tudingan eksklusif dan sangat tertutup, Saifuddin Ibrahim yang pernah bekerja di Mahad Al Zaytun mengakuinya. Tetapi, hal tersebut adalah aturan sebagai lembaga pendidikan.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Sebut Kehidupan Baru Dimulai dari Umur 70 Tahun

“Itu lembaga pendidikan, memang orang tidak boleh sembarangan masuk. Untuk masuk kandang ayam saja di peternakan besar, orang harus pakai pakaian khusus. Ini mendidik manusia, bukan ayam. Itu sebabnya,” bebernya.

Bahkan, sebagai kepala dari hubungan masyarakat, Saifuddin Ibrahim mengaku, dulu dirinya adalah yang mengatur mengenai hal itu.

“Saya dulu kepala hubmas yang mengatur semua itu. Tidak ada satu orang wali muridpun ikut campur dalam pendidikan itu,” tegasnya.

Yang dilakukan di Al Zaytun, kata Saifuddin adalah meluruskan gaya pendidikan. Kurikulum juga sesuai dengan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: