Inilah Kiamat versi Al Zaytun, Dipersiapkan Bukan Diceritakan

Inilah Kiamat versi Al Zaytun, Dipersiapkan Bukan Diceritakan

Kiamat versi civitas Al Zaytun. -Ist/tangkapan layar-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Ada tulisan menarik dari salah seorang civitas Mahad Al Zaytun Indramayu. Tulisan itu mengungkap soal menghadapi hari kiamat dan kehancuran alam semseta.

Ternyata, civitas Ponpes yang berada di Mekarjaya, Gantar, Indramayu ini memiliki versi sendiri tentang kiamat. Terutama dalam menghadapi luluh lantahnya bumi dan se-isinya. 

Tulisan itu diberi judul yang sangat panjang: “Kiamat Haruslah Dipersiapkan Bukannya Diceriterakan Tentang Kehancuran Alam Semesta”.

Tulisan itu berupa opini pribadi civitas pondok yang dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang. Nama penulisnya adalah Imam Tohari. Tulisan itu sudah beredar luas di media sosial Facebook.

BACA JUGA:Ingin Membeli Tiket Laga Timnas Indonesia vs Palestina? Begini Syarat dan Ketentuannya

Menurut Imam Tohari, makna kiamat bila dilihat dari tata bahasanya adalah “qiyamuh”. Kata itu memiliki makna tegak atau bangkit.

“Bila bangkit berarti ada sesuatu hal yang roboh, atau rusak,” ungkapnya.

Imam Tohari pun menyimpulkan sendiri soal hari kiamat menurut versinya. Kiamat menurut versinya adalah hari kebangkitan umat setelah lama tertidur atau tertinggal dalam segala hal.

Dia pun menyoroti kondisi umat Islam terkini. Bila dicermati dengan seksama, kondisi umat Islam di dunia dalam situasi yang tidak memimpin.

BACA JUGA:Tahun 2023 Sampai 2024 Mendatang, Jawa Barat Fokus pada Perbaikan Jalan

Padahal, lanjutnya, umat Islam semestinya “yaklu wala yukla alaih” atau Islam tinggi dan tidak ada yang menandinginya. Islam itu Rahmatan lil alamin. Mesti menjadi rahmat bagi seluruh alam atau mahluk.

Dia juga mengungkapkan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini. Indonesia memiliki potensi yang besar. Memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia.

Begitu juga soal kekayaan. Indonesia memiliki kekayaan yang tak terhingga dan berlimpah ruah. Memiliki sumberdaya alam yang tiada ternilai harganya.

“Inilah potensi buat kita membangkitkan peradaban Islam yang lama tertingal setelah masa jayanya,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: