Songkok, Populer di Zaman Soekarno, Dilestarikan Syekh Panji Gumilang
Songkok khas Ir Soekarno yang dilestarikan oleh Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Mungkin hanya sedikit generasi sekarang yang mengenal songkok. Tapi bagi orang Melayu dulu, songkok merupakan istilah yang tidak asing lagi.
Songkok di Indonesia dipopulerkan oleh Presiden Seokarno. Tutup kepala hitam yang selalu dipakai oleh Presiden pertama Indonesia itu, disebut songkok.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, songkok adalah penutup kepala kaum lelaki yang terbuat dari bahan kain beludru.
Songkok, peci, atau kopiah adalah topi yang banyak dipakai di Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan. Paling umum di kalangan pria Muslim.
BACA JUGA:Al Zaytun Merambah Laut, Ternyata Terinspirasi Palestina, Begini Kisahnya
Memang masyarakat Melayu akrab dengan penutup kepala seperti peci, kopiah dan songkok. Ketiganya merupakan tiga jenis topi penutup kepala bagi laki-laki.
Meskipun memiliki fungsi yang sama, nyatanya ketiga jenis topi ini punya sejarah yang berbeda-beda.
1. Kopiah
Kopiah biasanya berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih di dua ujungnya. Bagian luar kopiah dibuat dari bahan jenis beludru yang lembut.
2. Peci
Istilah peci dikenal sejak masa penjajahan Belanda. Kala itu dikenal dengan sebutan ‘petje’. Berasal dari kata ‘pet’ yang diberi imbuhan ‘-je’ atau ‘tje’. Makna harfiahnya berarti ‘kecil’.
BACA JUGA:Penjualan Tiket Indonesia vs Argentina jadi Sorotan Media Luar
Bentuk fisik dari peci biasanya bulat, berbeda dengan kopiah yang berbentuk lonjong. Motif dan kreasi dari peci pun lebih beragam, jika dibandingkan dengan kopiah.
3. Songkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: