10 Paguron Bertarung di Pasanggiri Ibing
KUNINGAN - Kecintaan masyarakat Sunda Kabupaten Kuningan terhadap warisan leluhur, seni Ibing Pencak Silat, ternyata masih cukup tinggi. Terbukti, 10 paguron mengikuti Pasanggiri Ibing Pencak Silat, di Gelanggang Pemuda, Sabtu (25/12). Pasanggiri Ibing ini digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kuningan dalam rangka menanamkan jiwa dan kecintaan masyarakat terhadap seni budaya Kabupaten Kuningan. ”Betul, kita selalu berusaha menanamkan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya Kuningan, terutama Ibing Pencak Silat ini,” jelas Kepala Disparbud Kabupaten Kuningan, Nana Sugiana, kepada Radar di lokasi acara. Selain itu, lanjut Nana, Pasanggiri Ibing juga diadakan untuk lebih memberikan nuansa kompetisi bagi perguruan silat di Kabupaten Kuningan. Apalagi mengingat Kuningan memiliki banyak sekali perguruan silat. ”Pasanggiri Ibing ini diikuti oleh 45 peserta dari 10 paguron,” sebut dia. Sementara, Wakil Bupati Drs H Momon Rochmana MM, memberi apresiasi Pasanggiri Ibing Pencak Silat ini. Ia tidak memungkiri banyak budaya lambat laun mulai memudar sehingga perlu diadakan semacam kompetisi untuk merangsang kembali kehidupan budaya-budaya tersebut agar tetap terpelihara, tumbuh bergairah dan mengakar. Terlebih budaya Kuningan sangat beragam. ”Pasanggiri ini tentu harus diadakan untuk para usia muda, agar para generasi kita juga mengetahui budaya-budaya warisan para leluhurnya. Sehingga apa yang kita khawatirkan tidak terjadi. Budaya kita tidak pudar oleh budaya-budaya asing yang masuk melalui berbagai media,” papar Momon. Menurut Momon, Ibing Pencak Silat merupakan warisan leluhur masyarakat Kuningan, terutama untuk tatar sunda. Budaya ini diwariskan sejak ratusan tahun silam. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: