Ingin Mengenal Al Zaytun? Civitas: Harus dengan Hati yang Bersih dan Pikiran yang Jernih

Ingin Mengenal Al Zaytun? Civitas: Harus dengan Hati yang Bersih dan Pikiran yang Jernih

Civitas mengimbau kepada siapapun yang ingin mengenal Al Zaytun harus dengan hati dan pikiran yang bersih.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Rupanya civitas Mahad Al Zaytun terpancing juga untuk mengomentari berita viral yang menyudut pondok pesantren mereka tersebut.

Para pengritik yang oleh civitas Al Zaytun dianggap sebagai tukang fitnah itu, disebut buta mata hati dan kotor pikirannya.

Bahkan mereka menyayangkan para pengritik yang berilmu tinggi bahkan sampai kuliah di luar negeri, ternyata hanya menjadi penghujat. Hanya tidak disebut siapa saja yang dianggap sebagai tukang hujat itu.

M Iqbal, salah satu civitas Al Zaytun yang turut menanggapi para pengritik. Melalui media sosial Facebook, dia menjawab sejumlah kritikan tersebut.

BACA JUGA:Rodri Jadi Pahlawan Manchester City Raih Trofi Liga Champions Musim 2022-2023

Dia menjawab dengan tulisan berjudul “Ingin Mengenal dan Memahami Al Zaytun Harus dengan Hati yang Bersih dan Pikiran yang Jernih”.

Menurut M Iqbal, masih banyak umat Islam yang belum paham fungsi kitab sucinya. Mereka masih kebanyakan mengikuti tatacara kehidupan yang dididik dengan kemalasan tanpa proses bekerja keras.

Bahkan ada yang berprinsip harta tidak dibawa mati. Sehingga mereka tidak paham bahwa Al Qur'an mengajarkan kita berdagang dan bekerja keras.

Padahal, harta yang diperoleh, menurut M Iqbal bisa untuk dinafkahkan di jalan Allah SWT. Seperti dishodaqohkan, diinfaqkan, diwakafkan dan juga untuk menafkahi keluarga mereka sendiri.

BACA JUGA:Keterkaitan Al Zaytun dengan NII, AM Hendropriyono: Tidak Ada Penyimpangan Ideologis Disitu

“Itu adalah pemikiran kebanyakan umat Islam. Pemikiran yang seperti itu harus dimerdekakan ruhnya, pikirnya dan ilmunya,” ungkapnya.

Artinya, kata dia, dirubah pada arah kemajuan sebuah peradaban bangsa. Menuju negeri yang adil dan makmur serta berperadaban mulia melalui jalur pendidikan global. 

“Pendidikan global itu tanpa memilah-milah antara ilmu agama dan ini ilmu umum. Atau antara ilmu akhirat dan ilmu dunia,” tandasnya.

Tapi, kebanyakan umat Islam masih belum siap dengan kondisi seperti itu. Sehingga apabila ada perbedaan atau pertentangan disebut sesat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: