Di Luar Nurul, Tak Habis Fikri! Dicap Sesat, Didemo, Dilabeli Haram, Santri Baru Al Zaytun Tetap Antre

Di Luar Nurul, Tak Habis Fikri! Dicap Sesat, Didemo, Dilabeli Haram, Santri Baru Al Zaytun Tetap Antre

Calon santri baru Mahad Al Zaytun tiba di komplek kampus. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:FPI Versi Baru Demo di Kemenag, Minta Al Zaytun Ditutup Permanen, Tangkap Syekh Panji Gumilang

Setelah tuntas melakukan skrining kesehatan, lalu berlanjut ke tes lisan, wawancara, tahfidz dan akademik. Tes wawancara itu, terutama berkaitan kesiapan santri, dan wali santri. Kesediaan mengikuti disiplin yang ada di Mahad Al Zaytun. Hingga dari sisi biaya.

"Kami berharap proses ini berjalan dengan lancar dan tidak kurang satu apapun. Sehingga para santri dapat diterima untuk menjadi peserta didik," ungkapnya. 

Sebab, sambung Iqbal, Al Zaytun adalah pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian, menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.

"Mereka adalah kader bangsa dan siapapun berhak mendapatkan pendidikan di Kampus Al Zaytun," tukasnya.

BACA JUGA:Akhirnya, FPI Demo Bubarkan Al Zaytun di Jakarta, Panji Gumilang Bakal Terpojok?

Untuk keperluan penerimaan santri baru, panitia sudah menyiapkan segala hal, mulai teknis, logistik dan seluruh hal. Berikut sistem informasi yang digunakan.

Sementara itu, Presiden Organisasi Pelajar Mahad Al Zaytun, Sabrina Tifa Az Zahra angkat bicara dan menyampaikan pesan untuk masyarakat luas.

Pesan tersebut dikemas dalam video publikasi Mahad Al Zaytun yang dibuat di depan Masjid Rahmatan Lil Alamin, baru-baru ini.

Dia mengungkapkan, pernyataan tersebut adalah representasi dari para santri di Mahad Al Zaytun, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

BACA JUGA:HEBOH Pemilik Rumah Mewah Dekat Kuburan di Kuningan, Ongkos Pembangunan Tembus Rp5 Miliar, BerikutIni Usahanya

Dalam kesempatan itu, presiden santri Al Zaytun itu, juga menyampaikan pesan khusus untuk Syekh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang selaku pengasuh pondok pesantren tersebut.

"Mewakili santri menyampaikan salam hormat dan terima kasih kepada Syekh Al Zaytun Prof Dr Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang atas segala tunjuk ajar yang beliau sampaikan kepada kami," kata Sabrina, dalam video publikasi itu.

Diungkapkan dia, di Mahad Al Zaytun para santri mendapatkan pendidikan dan menerapkan langsung hidup yang penuh dengan toleransi dan semangat perdamaian.

"Di Al Zaytun kami dididik dan diberi teladan hidup penuh toleransi dan perdamaian. Tanpa toleransi dan perdamaian persatuan Indonesia hanya akan menjadi suatu wacana," tegas Sabrina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: