Penjual Abate Resahkan Warga

Penjual Abate Resahkan Warga

KUNINGAN- Setiap musim hujan warga Kuningan selalu diresahkan dengan kehadiran penjual serbuk abate (obat pembunuh jentik nyamuk). Mereka menjual dengan sistem pemaksaan dan juga terkadang membawa dinas terkait agar warga percaya, sehingga ujungnya membeli. Keluhan ini diutarakan oleh warga dalam beberapa hari ini. Biasanya mereka datang secara bergerombol dan menyebar masuk ke tiap rumah. Penjual yang biasa dua orang itu menawakan abate dengan harga Rp10 ribu tiga lembar. Menurut mereka, setiap rumah wajib menggunkan abate agar terbebas dari berbagai penyakit akibat adanya jentik nyamuk. Meski ditolak oleh pemilik rumah, mereka ngotot dan mengeluarkan jurus bahwa penggunaan abate ini diwajibkan. “Kalau maksa sih saya tidak mau, apalagi bawa embel-embel Dinas Kesahatan. Soalnya untuk perawatan bak mandi saya sudah maksimal,” ujar Vera Rachmawati kepada Radar, kemarin (17/1). Ibu satu anak yang tinggal di salah satu perumahan di Kecamatan Kuningan ini mengaku, bukan sekali ini ditawarin obat antijentik nyamuk. Namun, setiap musim hujan datang. Bahkan tidak sedikit para penjuala abate yang nyaris berantem dengan tetangganya. Karena si penjual biasanya maksa dan tidak tau tatakrama, banyak yang masuk ke rumah meski pintu pagar ditutup. Vera menyebutkan, banyak warga yang tertipu terutama setelah menyebutkan bahwa, diwajibkan dari dinas kesehatan. Ia sendiri tidak membeli karena tidak butuh. “Saya berharap, ada tindakan tegas dari dinas terkait. Kalau mereka mau usaha tidak melarang, tapi jangan maksa dan jangan bawa embel-embel yang lain,” jelasnya. Bukan hanya Vera, Kokom pun merasakan hal yang sama. Menurutnya, Penjual serbuk abate itu mengaku dari lembaga penanganan demam berdarah dengue (DBD). Mereka memaksa untuk membeli abate sekian bungkus. Namun dengan sikap seperti itu ia merasa sangsi, apakah mereka memperoleh izin dari Dinas Kesehatan (Dinkes) atau tidak. Sebagai warga tentu memiliki pemahaman mengenai kesehatan lingkungan. Kadinkes Kuningan H Raji K Sarji yang dikonfirmasi Radar meminta kepada warga untuk mengabaikan hal tersebut. Dan pihaknya tidak pernah menyuruh staf dinkes untuk menjual abate kepada warga. “Untuk abate kami sudah menyiapakan secara gratis, tinggal warga datang ke puskesmas terdekat. Mengenai penanganan DBD pada saat musim hujan kami terus siaga,” jelasnya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: