Soal Anggaran, Pendamping PKH Kecewa

Soal Anggaran, Pendamping PKH Kecewa

KUNINGAN- Program Keluarga Harapan (PKH) yang diluncurkan oleh Kementerian Sosial sejak tahun 2007 terbilang sukses dengan banyaknya anak yang melanjutkan sekolah. Begitu juga anak balita yang kesehatannya semakin meningkat. Namun, perhatian kepada pendamping program ini sangat minim. Hal itu terlihat dari anggaran pendamping yang dikucurkan pemda sangat kecil. Bukannya bertambah setiap tahun, justru sebaliknya. Sebagai bukti, untuk tahun 2013 awalnya dana pendamping untuk PKH hanya Rp75 juta. Kemudian dalam APBD perubahan ditambah Rp100 juta, sehingga total Rp175 juta. Kordinator Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kabupaten Kuningan Aan Farid Husni sebelumnya mengira, pada tahun 2014 akan semakin meningkat. Hal ini karena jumlah kecamatan penerima PKH naik. Tapi nyatanya, dalam APBD hanya dianggaran Rp150 juta. “Kami kecewa, ternyata tidak ada penambahan. Kalau dana pendampingnya minim kami benar-benar kerja keras. Karena hanya mengandalakan gaji untuk biaya yang lain,” ucap Aan kepada Radar, kemarin (17/1). Menurunnya dana pendamping, kata Aan, menunjukkan minimnya perhatian dari pemerintah. Aturan dari Kemensos, minimal anggaran pendamping dari daerah adalah 5 persen dari dana yang disalurkan ke Kuningan. Kalau yang disalurkan adalah Rp14 miliar, berarti dana yang diberikan tidak sampai lima persen. Ia kira pengajuan Rp200 juta akan disetujui, namun ternyata justru menurun dari tahun 2013. Menurut Aan, yang membuatnya kecewa karena tahun 2014 Kuningan mengajukan penambahan jumlah kecamatan hingga 17 kecamatan. Tapi dana pendamping menurun. Ini artinya, akan membuat pihaknya semakin sulit. Lebih lanjut dikatakan Aan, dana yang diberikan itu biasa digunakan untuk keperluan sosialisasi dan rapat. Dengan kurangnya dana akan semakin memberatakan kerja-kerja pendampingan ke depan. “Kalau dibandingkan dengan daerah lain, Kuningan paling minim. Tetangga sebelah saja, Majalengka, dana pendampingnya terus naik. Sebelumnya (2013, red) mereka (anggaran pendamping, red) Rp400 juta,” beber Aan. Mengenai ajuan menjadi 17 kecamatan di tahun 2014, kata dia, optimis bisa tercapai atau minimal setengahnya. Pada tahun 2013 terjadi penambahan tiga kecamatan yakni Darma, Pancalang dan Luragung. Dengan total RTS (rumah tangga sasaran) 11 ribu dengan dana yang disalurkan mencapai Rp14 miliar. Sebelumnya, lanjutnya, sudah ada 11 kecamatan yakni Cigandamekar, Pasawahan, Subang, Nusaherang, Kalimanggis, Ciawigebang dan Cibingbin. Kemudian menyusul pada tahun 2012 empat kecamatan baru yakni Meleber, Garawangi, Cidahu dan Cilebak. “Untuk tahun 2013 dana tersalurkan semua dan juga hasilnya dari program ini menggembirakan,” sebutnya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: