PASI Belum Munculkan Nama
JAKARTA – Atletik berbeda dengan cabor-cabor terukur lainnya yang sudah mendaftarkan atletnya untuk masuk dalam pemusatan latihan Asian Games 2014. Jika cabor yang lain sudah mendaftarkan atletnya ke Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), maka PB PASI belum memunculkan satu nama pun. Berkaca dari pengalamannya dalam Asian Games 2010, Guangzhou, atletik kala itu menurunkan 10 atletnya. Dari 10 wakil tersebut semuanya berasal dari kategori nomor lintasan, seperti pada nomor lari 100 meter, estafet 4 x 100 meter, 5 ribu meter, 10 ribu meter, marathon dan juga lari gawang 110 meter. Untuk Asian Games tahun ini pun sepertinya tidak akan bergeser jauh dari jumlah yang dikirim ke Guangzhou itu. “Kami perkirakan nanti yang akan didaftarkan ke pelatnas berkisar antara 13 hingga 15 atlet. Dari jumlah itu mungkin nantinya akan ada pengurangan sesuai dengan seleksi di pelatnasnya seperti apa,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PASI, Tigor M Tanjung, kemarin (17/1). Menurut Tigor, pihaknya masih perlu untuk kembali merapatkan barisan sebelum menentukan nama-nama yang akan dimasukkan ke dalam pelatnas Asian Games. Rencana itu akan dilakukan di akhir pekan ini. Sehingga, jika semuanya lancar, paling cepat Senin pekan depan (20/1) sudah ada daftar nama yang diserahkan ke Satlak Prima. Bukan hanya berdasarkan prestasi terakhirnya di SEA Games 2013, Myanmar, Desember silam, penentuan wakil di pelatnas ini juga banyak pertimbangannya. Sampai dengan usia atlet pun juga ikut dipertimbangkan. Sebagaimana diketahui, pada SEA Games lalu beberapa pelari kawakan seperti Dedeh Erawati dan Rini Budiarti yang justru muncul sebagai pahlawan medali emas. Padahal, sesuai dengan program awal, diharapkan atlet berusia muda juga mendapatkan peluang untuk masuk ke Asian Games. “Selain pertimbangan-pertimbangan itu, kami juga perlu berpikir siapa saja yang berdasarkan hitungan mempunyai potensi besar meraih medali di Asian Games, kami tidak mau setengah-setengah dalam mengirimkan atlet,” bebernya. Secara terpisah, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PASI Yohanes Paulus Lay menganggap pelari senior yang pernah tampil di Guangzhou empat tahun lalu masih punya peluang. Selain Dedeh, masih ada pelari spesialis nomor-nomor jarak jauh andalan Indonesia, Triyaningsih. Bedanya, untuk tahun ini, atletik kemungkinan tidak hanya didominasi dari nomor lintasan saja. Pun demikian dengan nomor lompat yang akan diwakili oleh Maria Nathalia Londa, peraih dua emas SEA Games 2013. “Kalau untuk Londa, tahun ini akan menjadi waktunya dia,” pungkas pria asal Solo itu. (ren/ko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: