Mahfud MD Beberkan Perjalanan NII, KW 9 Hingga Al Zaytun Milik Panji Gumilang

Mahfud MD Beberkan Perjalanan NII, KW 9 Hingga Al Zaytun Milik Panji Gumilang

Menko Polhukam, Mahfud MD. Foto:-@mohmahfudmd-Instagram

LAMONGAN, RADARCIREBON.COM – Ribut-ribut soal kontroversi pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang, membuat Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara.

BACA JUGA:Tertarik, Presiden Jokowi Siap Hadir di KTT BRICS di Afrika Selatan Agustus Mendatang

Dalam Halaqah Ulama Nasional yang digelar di Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Rabu 12 Juli 2023, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan bahwa Panji Gumilang dan Pesantren Al Zaytun merupakan mata rantai dari gerakan Darul Islam dan NII yang digagas oleh RM Kartosoewirjo.

"Di masa awal kemerdekaan Indonesia, banyak pejuang dari kalangan Islam yang terpinggirkan dan tak tertampung dalam tata kelola pemerintahan," katanya.

BACA JUGA:Persiapan Hadapi Pemilu Legislatif 2024, Baher Lakukan Konsolidasi Pemenangan

Menurutnya, hal itu imbas dari politik pendidikan yang diwariskan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang cenderung diskriminatif. Hanya kalangan Islam yang punya ijazahlah yang bisa masuk ke pemerintahan.

"Pejuang, anak-anak muda, dan tokoh Islam banyak yang tidak tertampung dalam tugas-tugas di pemerintahan negara baru.”

BACA JUGA:8 Daerah di Jabar Sepakat Terapkan Digital Service Living Lab, Termasuk Cirebon, Kuningan dan Majalengka

“Kemudian banyak kalangan Islam yang memutuskan untuk kembali ke pesantren dan fokus dalam mendidik santrinya. Tetapi, ada juga yang marah karena tidak tertampung," tuturnya.

Dengan terpinggirkannya kalangan Islam dalam tata kelola negara baru Indonesia ini. lanjut Mahfud, menimbulkan kemarahan sebagian kalangan Islam, salah satunya adalah RM Kartosoewirjo yang kemudian mendirikan Darul Islam atau Negara Islam Indonesia (NII).

BACA JUGA:Dugaan Pencabulan Ayah ke Anak Tiri di Kota Cirebon Dibawa ke Uya Kuya, Kasat Reskrim: Masih Penyelidikan

"Perjuangan yang dilakukan Kartosoewirjo untuk mendirikan NII sebenarnya terus berlanjut, masih ada ekornya sampai sekarang, hingga sekarang ada ribut-ribut soal Panji Gumilang. Jadi, Panji Gumilang dulu induknya adalah NII," katanya.

Mantan Ketua MK ini menjelaskan, NII merupakan organisasi tanpa bentuk, gerakan bawah tanah, tetapi, NII memiliki struktur yang terdiri dari syekh yang memimpin, gubernur, menteri, bupati hingga camat.

Pemikiran RM Kartosoewirjo yang dilanjutkan oleh penerusnya itu akhirnya diketahui oleh pemerintah. NII bikinan Kartosoewirjo yang seolah sudah tamat itu kemudian dioperasi kembali oleh intelijen.

BACA JUGA:Adanya Fenomena Full Moon dan Perigee, 8-14 Juli 2023 Pesisir Cirebon dan Indramayu Berpotensi Banjir Rob

Pemerintah mengetahui bahwa NII itu sebenarnya masih hidup meski sudah ditumpas di berbagai tempat.

Akhirnya pemerintah menggalang gerakan untuk melemahkan NII dengan cara dipecah dan diadu, NII versus NII.

"Nah, (NII) itu diketahui oleh pemerintah, sehingga pada awal tahun 1970-an, NII oleh pemerintah dipecah, diadu, yang satunya untuk melawan yang lain. Itu operasi yang dilakukan Ali Moertopo," ujar Mahfud.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Targetkan Timnas U-17 Indonesia Lolos Final Piala Dunia, Erick Thohir Langsung Lakukan Ini

"Memang begitu dulunya, dulu ada komando jihad, ada orang dipancing untuk berkumpul lalu disuruh membuat resolusi, disuruh buat pernyataan keras, setelah itu ditangkap lalu dicitrakan ada komando jihad yang sama dengan NII sebelumnya. Saya dengar dari sumbernya langsung," tambahnya.

Lebih lanjut, Mahfud membeberkan, NII hasil operasi dan bentukan pemerintah waktu itu salah satu wilayahnya adalah Komandemen 9, yang sekarang menjadi Al Zaytun.

BACA JUGA:WOW! Persipa Pati Datangkan Pemain Jepang Takuto Miki, Langsung Diperkenalkan

"Mengadu NII dengan NII itu kalau pakai salawatnya orang NU itu sama dengan salawat asyghil. Wa asyghilid dholimin bid dholimin. NII diadu dengan NII, maka NII akan hancur sendiri, kira-kira begitu," tuturnya.

Kemudian sesudah merasa nyaman dengan pemerintah, merasa aman, kemudian Panji Gumilang ini memecahkan diri. menampilkan sosok Al Zaytun yang seperti sekarang.

Mahfud mengatakan di balik inilah latar belakang sejarahnya dan pengikut-pengikutnya itu masih banyak, yang memang ideologinya sendiri. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase