Kota Mangga Tetap Siaga

Kota Mangga Tetap Siaga

PATROL – Ratusan korban banjir Desa Bugel dan Sukahaji Kecamatan Patrol, mulai meninggalkan tempat pengungsian. Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satlak PBA) Kecamatan Patrol, menempatkan para korban banjir di masjid Darussalam Bugel karena lokasi tersebut dinyatakan aman. Koordiantor Satlak PBA Patrol, Drs H Achmad Mansyur Msi mengatakan, sedikitnya ada 600 warga korban banjir yang mengungsi di masjid Darussalam. Mereka kini sudah pulang ke rumahnya masing–masing, karena banjir sudah mulai surut. “Selama dua hari warga korban banjir yang dievakuasi tinggal di tempat pengungsian. Sekarang mereka sudah kembali ke rumahnya. Meski demikian, posko pengungsian masih tetap kita buka,” ujarnya kepada Radar, Senin (20/1). Menurut Mansyur, di dua desa tersebut sedikitnya 7.000 rumah warga terendam. Banjir yang terjadi selama dua hari itu merupakan yang paling parah dibandingkan sebelumnya. “Di tempat pengungsian juga kita sediakan dapur umum dan pelayanan kesehatan. Semuanya sudah kita tangani dengan baik,” kata mantan Camat Bongas tersebut. Sementara warga korban banjir kini mulai membersihkan rumah beserta perabotan yang terendam, karena tidak sempat diselamatkan. Siti Halimah (30) warga RT 01 RW 04 Blok Sigrong Desa Sukahaji mengatakan, seharian warga membersihkan rumah dan perabotan. “Akibat banjir dua hari ini, di dalam rumah banyak lumpur. Baru kali ini rumah saya terendam, sebelumnya tidak pernah dan hanya menggenangi halaman rumah saja. Kalau di wilayah selatan atau Desa Bugel, hampir setiap tahun terjadi (banjir, red),” kata Siti yang saat banjir air menggenangi rumahnya sampai 30 centimeter. Edi Suwiryo (40), warga Blok Karangmalang Desa Bugel mengatakan, saat banjir terjadi dirinya beserta istri dan dua orang anaknya sempat terjebak selama 8 jam. “Melihat air semakin tinggi, kami memberanikan diri untuk keluar rumah, karena tidak ada pertolongan dari petugas tim SAR. Sampai–sampai istri dan anak saya hampir pingsan. Alhamdulillah kami selamat dan sampai di tempat pengungsian,” kata Edi. RATUSAN WARGA TERPAKSA MENGUNGSI Hujan deras yang terus mengguyur Indramayu sejak Sabtu (18/1), menyebabkan banjir di hampir semua wilayah mulai dari Indramayu barat hingga perkotaan dan Indramayu bagian timur. Selain di Indramayu barat yang sudah lebih dulu mengungsi, ratusan warga di wilayah Kecamatan Indramayu dan Balongan juga terpaksa mengungsi. Pasalnya, rumah mereka juga sudah terendam air. Pantauan Radar, sejumlah kawasan yang mengalami banjir cukup parah diantaranya di Desa Singajaya dan Singaraja Kecamatan Indramayu. Kemudian Desa Tegalurung kecamatan Balongan. Di Desa Singaraja kondisi paling parah terjadi di Blok Dudukan, Blok Ketimpal, dan Blok Kepolo. Sementara Perumahan Griya Ayu di Desa Singajaya juga terendam air hingga setinggi lutut orang dewasa. Kondisi serupa juga terjadi di Blok Manggis Tegalurung Kecamatan Balongan, Perumahan Balongan Pratama, dan beberapa tempat lainnya. Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah saudara yang aman dari banjir. Sementara sebagian lainnya terpaksa mengungsi di balai desa maupun di masjid-masjid setempat. Salah seorang warga Perumahan Griya Ayu, Nurudin (44), mengaku sudah dua hari mengungsi ke rumah kerabatnya di Desa Tegalurung Kecamatan Balongan. Pasalnya sejak dua hari lalu rumahnya terendam air hingga 60 cm. “Kami terpaksa mengungsi karena rendaman air semakin tinggi akibat hujan turun secara terus menerus. Mudah-mudahan hujan segera reda sehingga banjir akan surut,” tuturnya. Sejumlah warga juga berharap segera ada bantuan dari pemerintah terhadap warga yang terkena bencana banjir. Pasalnya sampai saat ini hujan masih terus mengguyur dan banjir dipastikan belum akan surut. Banjir yang melanda kawasan itu juga membuat ruas jalan antara Balongan-Indramayu terputus dan tidak bisa dilalui. Sejumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat, memilih memutar melewati jalan Ibu Tien Suharto kendati jaraknya lebih jauh. Namun hal itu terpaksa harus dilakukan, karena kalau memaksakan diri melintas di jalur Balongan-Indramayu kendaraan akan terendam dan banyak yang mogok. “Mau tidak mau saya memang harus memilih jalur alternatif yang tidak banjir, daripada kendaraan saya mogok,” ujar Harun, salah seorang sopir. Kondisi parah juga terjadi di Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat. Luapan air yang berasal dari Kali Gabus terus meluas. Selain merendam ribuan rumah penduduk, juga merendam ribuan hectare sawah di wilayah tersebut. Ketinggian air mencapai satu meter dan mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh. Parahnya, suasana malam hari gelap gulita karena aliran listrik sengaja dipadamkan. Warga berharap pihak terkait segera menyalurkan bantuan, karena sampai saat ini belum ada bantuan. Warga juga meminta bantuan perahu karet karena khawatir ketinggian air semakin bertambah. Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono menjelaskan, semalam pihaknya segera mengirim perahu karet sekaligus personel ke lokasi untuk mengantisipasi evakuasi korban banjir. Kuwu Lombang, Sardina didampingi Sekdes Dulgani mengatakan, dari catatan pihaknya ada ribuan rumah yang terendam dan yang paling parah terdapat di Blok Jembatan karena ketinggian air lebih dari satu meter. “Sampai mala mini warga memilih mengungsi di rumah keluarganya yang lebih aman. Tapi, saat ini warga membutuhkan bantuan makanan,” kata Sardina. (kom/oet/dun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: