Harga Telur Meroket, Singkong Diburu
PATROL – Macet akibat banjir menyebabkan distribusi barang ke beberapa daerah terpengaruh. Salah satunya telur ayam ras yang harganya meroket hingga mencapai Rp24 ribu per kilogram. Kenaikan harga yang cukup fantastis itu jelas membuat konsumen resah. Padahal kebutuhan telur untuk lauk pauk saat musibah banjir sangat tinggi. Itu lantaran lauk pauk berharga murah lainnya seperti ikan, tempe, dan tahu sulit didapat akibat cuaca buruk. Aisah (26) ibu rumah tangga asal Kecamatan Patrol, mengaku kaget mendapati lonjakan harga telur di pasaran. Apalagi sebelumnya harga telur masih di kisaran Rp19-20 ribu sekilo. “Kaget aja, harganya sudah dua puluh empat ribu sekilo. Dua sampai tiga hari lalu gak segitu,” ujarnya kepada Radar, Selasa (21/1). Dia menyadari kenaikan tersebut karena macetnya kendaraan distribusi barang akibat banjir yang menimpa jalur pantura sejak empat hari terakhir. Sehingga tidak aneh selain telur, harga bahan makanan lainnya seperti mi instan juga ikut naik. Sementara itu, sejumlah pedagang mengklaim kenaikan harga disebabkan semakin minimnya pasokan saat banjir melanda. Selain barang yang jumlahnya sedikit, pasokan juga tersendat akibat transportasi yang terhadang banjir. “Kalau sudah begini, justru pedagang yang paling menderita. Karena selain omset dagangan yang merosot, kita sebagai pedagang justru kerap terkena imbas dari pelanggan yang memprotes harga,” ujar Tati, salah seorang pedagang. Bersamaan dengan datangnya musim banjir, permintaan singkong dan ubi jalar justru meningkat. Harganya relatif murah yakni Rp2.500 per kilogram untuk singkong dan Rp4.000 per kilogram untuk ubi jalar. Warsi (54) pedagang singkong di Kecamatan Anjatan mengatakan, sejak musim hujan dan masa paceklik, semakin banyak warga yang mencari dua komoditas itu. Oleh warga, singkong dan ubi jalar dijadikan sebagai alternatif pengganti nasi ataupun makanan selingan. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: