Lagi, Sungai Cikamangi Meluap

Lagi, Sungai Cikamangi Meluap

MAJALENGKA-Hujan yang mengguyur sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka, Selasa (21/1) pagi hingga sore membuat Sungai Cikamangi kembali meluap. Akibatnya, luapan air dari sungai berada di Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka tersebut menggenangi ruas jalan yang menghubungkan dua desa. Warga setempat, Wawan mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat hujan mulai nampak reda sekitar pukul 15.00 WIB. Dari musibah ini, akses lalu lintas dan aktivitas warga dari Desa Leuwenghapit menuju Bantarwaru lumpuh beberapa jam. Menurut Wawan, banjir kiriman dari tanggul Sungai Ciranggon yang berada di Desa Lojikobong Kecamatan Sumberjaya mulai terjadi 30 menit kemudian. Banjir di sungai tersebut merupakan peristiwa tahunan setiap musim penghujan. Padahal dari tahun-tahun sebelumnya, banjir hanya menggenangi areal pesawahan saja. Namun sejak dua tahun ke belakang banjir sampai menggenangi jalan dengan ketinggian mencapai betis orang dewasa. “Air baru mulai surut sekitar pukul 17.30 WIB. Banjir di daerah kami merupakan musibah rutin tiap tahun. Karena tidak ada upaya dari pihak terkait,” jelasnya. Salah seorang pengendara, Carsono (26) terpaksa harus mendorong sepeda motornya saat menyeberangi genangan banjir. Ia mengaku terpaksa menerobos banjir agar bisa sampai tujuan yakni Desa Bantarwaru. “Ya mau bagaimana lagi, daripada tidak jualan terpaksa saya nerobos banjir,” kata pedagang ayam goreng tersebut. Sementara itu, Kepala Desa Leuweunghapit Arifin mengatakan, banjir yang terjadi sejak sekitar pukul 15.30 WIB tersebut menggenangi sepanjang 250 meter jalan raya. Selain itu, banjir juga merendam puluhan hektar sawah di desanya. Menurutnya, peristiwa ini diduga akibat jebolnya tanggul Sungai Cikamangi yang ada di Desa Lojikobong, Kecamatan Sumberjaya. Selain menggenangi jalan, sekitar lebih dari 30 hektare sawah juga ikut terendam. “Musibah ini juga sempat merendam di tiga blok di antaranya Blok Kamis, Rabu dan Sabtu. Namun itu tidak sampai masuk rumah atau hanya di pekarangan rumah saja,” paparnya. Arifin menambahkan, banjir langganan ini memang kerap terjadi setiap tahun saat musim penghujan tiba. Pihaknya dan masyarakat sekitar di bantaran sungai meminta kepada dinas terkait untuk segera melakukan normalisasi sungai tersebut segera mungkin. Hal itu dengan cara mengeruk sungai yang panjangnya sekitar lebih dari satu kilometer itu. Jika hanya sebatas upaya penanggulangan sementara, hal itu dinilai akan sering terjadi. \"Selain itu, faktor lain seperti Bendungan Ciranggon yang berada di Desa Ampel Kecamatan Ligung tersumbat. Akibatnya, bendungan itu tidak bisa mengalir dengan normal dan terkadang tersumbat. Sehingga warga kami di sini selalu menjadi langganan banjir,\" ulasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: